Chap 48

16.6K 2K 52
                                    

Hari telah berganti, pagi ini Ziel nampak bahagia, ia terus saja tersenyum membuat keluarganya bertanya tanya ada apa gerangan. "Oh ya daddy, nanti Ziel pulang sekolah pergi ke mall ya? Ziel mau beli mainan, boleh gak?" Tanya Ziel pada William.

"Boleh, nanti pulang sekolah daddy jemput." Jawab William, ia sebenarnya merasa curiga dengan bungsunya karena sikapnya dari semalam agak beda.

"No daddy... Ziel pelgi cendiri aja sama paman Robert dan paman Oki. Daddy kelja yang bener bial Ziel bisa beli mainan yang banyak."

"Baiklah... Tapi ingat, tidak boleh jajan sembarangan. Hanya boleh beli mainan, ajak Azka juga."

"Kok ajak Azka sih... Ziel kan mau pelgi nya cama kak...."

"Oline?" Tanya William memotong pembicaraan Ziel.

"Daddy kenal sama kak Oline?"

"Tidak, tapi daddy tau kalau Oline lagi deketin baby. Kalau tidak dengan Azka juga, baby tidak boleh pergi ke mall. Baby bisa pilih, pergi sama Azka atau sama daddy?"

"Ya udah deh cama Azka aja." Ucap Ziel tak bersemangat.

"Robert." Panggil William, setelah Robert datang, William membisikkan sesuatu kepadanya dan Robert kemudian pergi.

"Ziel pelgi cekolah dulu ya..." Ziel pun beranjak dari bangkunya, ia juga mencium tangan semua anggota keluarga yang ada.

Setibanya di sekolah, Ziel kembali menemui Oline terlebih dahulu. Ia mengatakan kalau sepulang sekolah ia di perbolehkan pergi ke mall asalkan sama Azka perginya. Oline tersenyum kepada Ziel dan mengatakan tidak masalah untuk pergi dengan Azka. Selain itu Oline juga bilang kalau kemarin dia tidak jadi mengambil uang, ia akan mengambilnya nanti saja, karena Oline takut jika ia mengambilnya sepulang sekolah maka ia akan ketahuan oleh ayahnya Ziel.




"Saya hanya akan memantau saja hari ini, tidak akan memancing ikan itu untuk keluar dari kolamnya. Saya tidak bisa bertindak gegabah, bagaimana pun nyawa saya menjadi taruhannya jika saya sampai ketahuan. Dan saya harap anda tidak akan mengikari janji anda, tolong jaga baik ba.... 'Tut... Tut... Tut...' Haaah.... Selalu saja seperti ini, seenaknya saja memutuskan panggilan ketika aku belum selesai bicara. Dasar pak tua sialan!!! Semoga cepat kau pergi ke neraka!!!"





Singkat cerita, kini sudah tiba waktunya pulang sekolah. Oline datang menghampiri kelas Ziel. Mereka pun pergi bersama menuju mall yang tentunya Robert membawanya ke mall milik William. Azka mengetahui kalau mall itu milik William, berbeda dengan Oline yang tidak tau menau. Mereka bertiga pergi bersama sama dengan Ziel serta Oline di baris terdepan.

Ziel memasuki toko mainan, ia memilih milih mainan apa yang akan ia pilih. Lalu kedua mata Ziel menangkap dua buah mainan yang menarik perhatiannya.

 Lalu kedua mata Ziel menangkap dua buah mainan yang menarik perhatiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harga mendekati 3jt

Harga mendekati 550K

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harga mendekati 550K

Ini sih gk usah Ziel, author yang udah segede gini aja tertarik 🤣

"Ziel mau mainan itu cama itu!" Seru Ziel sambil menunjuk kedua mainan tersebut.

Oki dengan segera memanggil pelayan untuk membungkuskan kedua mainan tersebut, sementara Ziel sedang sibuk mengeluarkan black card nya dan menyerahkan salah satunya kepada Robert untuk membayarkannya. Azka melirik sekilas ke arah Ziel lalu mengalihkan lagi pandangannya ke arah lain. Oline menarik tangan Ziel dan memberi kode kepada Ziel untuk segera lari. Dan kedua nya pun pergi dengan berhati hati agar tidak ketahuan.

Keduanya bersembunyi di tempat makan junk food, mereka menduga kalau mereka telah berhasil melarikan diri walau pun mereka belum keluar dari mall tersebut.
"Kita makan dulu ya Ziel, nanti kita baru pergi keliling dan beli hp buat kamu. Kita belinya di mall ini aja gak usah mall lain, aku capek soalnya." Ujar Oline.

"Ok deh Oline. Kalau gitu Ziel mau makan pacta sama minum soda." Ujar Ziel.

"Kamu tunggu disini ya, aku pergi pesen dulu bayarnya pakai kartu kamu yang di aku."

Ziel menunggu Oline dengan tenang, tapi tiba tiba ia merasa kebelet pengen buang air kecil. Ziel melihat Oline yang masih mengantri, niat hati ingin menunggu Oline datang, tapi hasrat sudah tak tertahan. Jadi lah Ziel pergi mencari toilet. Setelah ia tuntas dengan urusannya, Ziel hendak kembali ke meja makannya, tapi Ziel bingung dimana mejanya tadi hingga akhirnya Ziel menabrak seseorang ketika ia berjalan tidak memerhatikan sekitar.

"Aduuuh..." Keluh Ziel sambil mengusap keningnya yang sebenarnya tidak sakit saat menabrak badan orang tersebut.

"Kamu tidak apa?" Tanya orang tersebut.

"Tidak apa bang, maaf ya Ziel gak lihat lihat jalannya."

"Gak apa. Kamu kesini sama siapa?"

"Cama temen, tapi Ziel lupa temen Ziel tadi duduk dimana."

"Mau abang temenin kamu cari temen kamu itu?"

"Mau! Mau! Ayo abang..." Mereka berdua pun berjalan perlahan lahan dengan Ziel yang menggandeng tangan orang tersebut.

"Kamu kelas berapa? Kita satu sekolah lho." Ucap orang tersebut.

"Kelas empat, abang juga satu sekolah cama Ziel? Tapi kok abang tinggi gak kaya anak SD." Ziel nampak kebingungan.

"Abang udah kelas sembilan, abang bukan SD lagi tapi SMP. Abang tau kamu sekolah di R High International School dari seragam yang kamu pakai, ada logonya tuh di saku baju kamu, dan seragam sekolah kita kan beda dari yang lain."

"Ooh... Oh ya nama abang siapa? Ciapa tau nanti kita bisa ketemu lagi, dan jadi temen Ziel."

"Nama abang, Farhan. Farhan Putra Der... Aah, Farhan Putra."

"Ooh Falhan Putra, kalau Ziel namanya Aziel Rodliguez." Ucap Ziel dengan tersenyum sangat manis membuat Farhan ikut tersenyum.

"Nah itu dia teman kamu, ya udah abang pergi dulu ya. Sampai jumpa."

"Bye bye bang Farhan." Ziel pun duduk kembali di bangkunya dengan wajah tak bersalah ia tersenyum kepada Oline.

"Kamu dari mana aja, aku takut kamu di culik tiba tiba gak ada." Keluh Oline.

"Ziel tadi ke toilet, maaf ya kak Oline Ziel gak nunggu dulu."

"Ya gak apa, ayo cepat kita makan lalu pergi belanja."

"Okay~"



"Jangan terus menghubungi saya! Saya tau apa yang harus saya lakukan! Sabar dan tunggulah pak tua sialan!"




"Sesuai dugaan, anak itu sekarang sedang berdua dengan tuan muda menikmati junk food. Dan salah satu black card tuan muda masih berada di tangan anak itu."

"Tetap awasi mereka, pantau terus apa yang di inginkan gadis kecil itu dari anak ku. Aku akan segera tiba disana."

"Baik tuan."

"Sudah ku duga orang itu pasti memanfaatkan Ziel. Kemarin aku cari tau tentang latar belakangnya. Oline Cantika, tinggal hanya berdua dengan ayahnya yang melupakan fakta bahwa ia punya seorang anak. Hanya membiayai sekolah dan makannya saja, tapi tidak bertanggung jawab untuk hal lainnya. Istrinya pergi meninggalkan mereka berdua karena tidak tahan dengan kelakuan suaminya. Tebakan ku, Oline hanya ingin menguras habis harta Ziel untuk membeli apa pun yang ia inginkan. Ayahnya tidak ada sangkut pautnya atau memiliki dendam dengan keluarga paman William."

"Tuan muda Azka memang bisa di andalkan."

"Tentu saja, aku juga ingin hebat seperti daddy dan kakak kakak ku. Oh lihat, mereka mulai pergi."

Baby Ziel (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang