Chap 23

31.6K 3.1K 59
                                    

Kalau ada yang salah kata, typo
Tandain yaaa
Aku gak cek lagi soalnya















































Sudah satu minggu sejak kepulangan Ziel dari rumah sakit, mansion selalu di buat heboh oleh kelakuan anak kecil tersebut. Seperti hal nya hari ini, dimana Ziel di tinggal sendiri bersama para maid dan juga bodyguard karena para keluarganya sibuk dengan urusan mereka masing masing, dari yang sekolah, kuliah, kerja di kantor, butik, dan juga restoran. Ziel sih tidak masalah dengan hal ini, ia sama sekali tidak berpikiran kesepian atau merasa di tinggal. Mungkin karena dulu ia sudah terbiasa sendirian, atau mungkin juga karena di rumah ada orang lain walau pun bukan keluarganya.

Saat ini Ziel sedang berlari larian di dalam mansion di saat Siska seorang kepala maid wanita meminta tuan muda nya untuk makan, tapi anak itu malah berlari dengan mengejeknya, lidahnya ia julurkan kemudian ia tertawa. Siska meminta Robert dan bodyguard lainnya untuk membantu menangkapnya, Ziel harus makan siang karena ini sudah lewat dari jam nya.

"Ziel ndak mau mam, Ziel masih kenyang." Seru nya sambil berlari menuju halaman belakang.

Ziel melihat ke belakang dengan terkekeh. "Ayo paman paman tangkep Ziel kalau bica, hehehe..."

"Tuan muda berhenti, berbahaya!"

Byuuur

"TUAN MUDA!!!"

"Aaaa tol... Tolong...."

Robert yang melihat tuan mudanya terjatuh ke kolam renang akibat tidak memperhatikan jalan pun segera meloncat untuk menolong. Setelah Ziel berada di atas karena Robert sergap menolong, anak itu malah senyum senyum.

"Yaaah Ziel ketangkep, basah lagi badan Ziel." Dengan wajah tanpa dosa dan seakan tidak terjadi apa apa Ziel berucap.

"Ayo tuan muda mandi dulu dan ganti bajunya biar gak sakit." Ucap Siska.

"Gak ucah mandi ya bi, ganti baju aja." Tawar Ziel.

"Mandi dulu tuan muda, sebentar aja biar gak sakit dan gak minum obat." Siska mencoba menakuti Ziel, sudah menjadi rahasia umum kalau Ziel itu takut di suruh minum obat selain rasanya pahit karena Ziel juga sulit menelannya walau pun pil yang paling kecil sekali pun.

"Ugh... Ya udah deh, ayo cepat bibi kita mandi abis itu mam, Ziel lapel."

Siska pun membawa Ziel ke kamarnya dan memandikannya, Ziel sebenarnya bisa mandi sendiri tapi anak itu mengeluh capek dan gak kuat untuk mandi sendiri, jadilah Siska memandikannya. Selesai mandi, Ziel yang sudah harum seperti bayi pun turun ke bawah menuju meja makan. Disana sudah tersedia sayur sup dengan jamur beserta ayam kecap yang sudah di potong kecil kecil. Ziel menatapnya dengan tatapan lapar seperti belum makan selama satu minggu. Menu makan siang ini sangat nikmat, Ziel suka termasuk author :v

Ziel meminta di suapi Siska tapi ia minta makannya di ruang keluarga biar dia bisa nonton kartun. Sesuap demi sesuap ia makan dengan cepat hingga akhirnya kandas. "Mau lagi!" Pinta Ziel yang merasa masih belum kenyang, dan Siska segera mengambil lagi. Sambil menunggu, Ziel bukannya diam dan menonton kartun, tapi anak itu justru mengekori Siska.

Ada maid lainnya di dapur yang akan membuat cookies, karena Ziel suka cookies dan persediannya tinggal sedikit. Ziel yang melihat tepung terigu pada baskom dengan segera ia ambil dan berlari keluar dapur.
"Tuan muda tolong kembalikan." Pinta maid tersebut tapi tidak di indahkan oleh Ziel.

Anak itu berlari menghampiri salah satu bodyguard disana. "Paman nunduk cebentar dong." Pintanya dengan segera di lakukan oleh paman itu.

Baru saja bodyguard tersebut menyamakan tingginya, dengan sengaja Ziel melemparkan terigu menggunakan tangannya ke wajah paman tersebut sambil tertawa terbahak bahak. "Hahaha ada badut." Serunya dan kembali mencari mangsa lain.

Beberapa maid dan juga bodyguard kini kotor oleh tepung tersebut, entah mukanya, pakaiannya, semua itu ulah bungsu Rodriguez. Bahkan lantai mansion menjadi sangat kotor, keadaannya juga sudah kacau balau bagaikan usai perang.

Bruuk

"Haduuuh sakit..." Keluh Ziel yang menabrak seseorang, Ziel pun langsung melihat ke atas mencari tau siapa orang yang sudah menabraknya itu.

"Eh daddy... Kok udah pulang?" Tanya Ziel dengan wajah polosnya.

Ziel yang jatuh terduduk akibat menabrak William pun segera di gendong.
"Daddy dapat telepon katanya baby nakal, hmm?" Tanya William lembut.

"Ziel gak nakal kok, Ziel cuma main aja." Jawab Ziel. Keduanya kini berjalan menuju ruang keluarga, dan William di buat takjub dengan keadaan yang berantakan.

"Kalau gak nakal terus itu apa? Lihat, tepung berserakan dimana mana, paman sama bibi juga kotor seperti itu." Tegur William.

"Kan Ziel lagi main."

"Daddy juga denger kalau baby lari larian tidak mau mendengar omongan paman Robert sampai kecebur di kolam renang, baby juga gak mau makan."

"Hehehe kolamnya dingin dad, Ziel juga makan kok abis mandi."

"Minta maaf sama paman dan bibi, abis itu baby daddy hukum karena sudah nakal."

"Daddy gak acik, Ziel kan cuma main masa di hukum cih. Daddy nakal." Ziel berontak dari gendongan William, para maid dan bodyguard yang di kerjai Ziel sudah berbaris disana. "Maaf, tapi tadi seru. Lain kali main lagi ya." Ucap Ziel dengan tersenyum lebar membuat William menghela nafas dengan kasar.

Kemudian anak itu berlari menuju lift dan menuju kamar miliknya, bukan orang tuanya. William hanya bisa menggeleng geleng kepala melihat bungsunya itu dan hendak menyusul si bungsu, namun langkahnya terhenti kala mendengar suara Ziel yang berteriak dari lantai dua.

"Daddy! Ziel mau susu coklat!"

William tidak membalas karena Ziel segera menghilang dari tembok pembatas. Dengan segera William memerintahkan Siska untuk membuatkannya. "Rapikan kekacauan ini." Titah William dan kemudian pergi menuju kamar setelah Siska memberikan sebotol susu hangat.

Sesampainya di kamar, si bungsu rupanya sudah tertidur dengan tidak elite. Kepalanya berada di sisi bawah ranjang, kedua kakinya terbuka lebar dengan kedua tangan yang di rentangkan. "Baby..." Panggil William pelan dan tidak mendapatkan respon apa pun dari sang anak. William mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Robert. "Bawakan dot ke kamar Ziel sekarang." Titahnya lalu menutup panggilan tanpa mendengar jawaban dari Robert.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk."

"Ini tuan dot nya."

"Hmm..."

Setelah Robert menyerahkan dot tersebut ia pun segera meninggalkan kamar tuan mudanya. William menuang susu coklat yang di botol ke dalam dot. Ziel yang posisi tidurnya sudah di rubah tadi, dengan segera menerima dot tersebut yang secara sengaja William memasukkannya ke dalam mulut kecil itu. Pipi Ziel bergerak lucu, William yang tak tahan akan keimutan Ziel dengan segera mencubit hidungnya pelan kemudian mengabadikan momen ini dengan mengambil gambar bersama dengan dirinya. William tersenyum, dengan sengaja ia mengirim foto tersebut ke group keluarganya. Biarkan saja mereka merasa iri, William akan bersikap tidak perduli dengan sikap mereka nanti.

Kemudian William menciumi seluruh wajah Ziel. Setelah susunya habis, William melepaskan dot tersebut dan menaruhnya di nakas. Lalu ia ikut berbaring di samping si bungsu sambil memeluknya. "Sleep well baby..."















































Satu chap aja ya
Gak usah minta nambah
Ntar kekenyangan 😌

Baby Ziel (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang