"Daddy William. Kalau Ziel namanya Aziel Lodriguez, kalau tante ciapa namanya?" Tanya Ziel yang masih menghisap jari telunjuknya itu.
Semua orang yang berada disana membulatkan matanya, mereka seakan merasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Karena mereka tidak ada yang tau bahwa bos mereka memiliki anak yang masih kecil seperti ini.
"Hahaha kamu jangan mengada ada deh, kita semua tau kalau anak paling mudanya bos William itu Sean. Dan belum lama ini saja istri dari bos keguguran. Heh adik kecil, kamu kalau mimpi ingin jadi anak orang kaya jangan berlebihan cari yang lain aja jangan bos William. Ketinggian soalnya." Ujar wanita yang berpakaian sexy.
"Ziel ndak paham sama omongan tante."
"Udah gak usah di dengerin. Kamu beneran anaknya bos William?" Tanya seorang pria.
"Iya bener kok. Tanya aja sama daddy kalau gak percaya." Jawab Ziel.
"Anak pungut kali." Celetuk wanita yang berpakaian sexy kembali.
"Hushh kamu tuh kalau ngomong, gak di saring dulu."
"Anak pungut itu apa?"
"Anak pungut itu..."
"Aah adik kecil, bagaimana kalau kita pergi menjelajah kantor daddy kamu ini? Adik kecil pasti baru pertama kali kan datang kesini? Bagaimana, mau gak?" Saut wanita cantik yang di hadapan Ziel, ia mencoba memotong pembicaraan rekan kerjanya.
"Oh iya... Ziel kan tadi emang berniat mau jalan jalan, ya udah deh Ziel lanjut lagi aja. Bye bye tante cantik..."
"Eeh? Tunggu dulu adik kecil, jangan pergi sendirian!" Seru wanita itu tapi Ziel udah berlari jauh aja menuju lift khusus untuk keluarga Rodriguez.
"Udah biarin aja, kita lanjutin aja pekerjaan kita."
"Tapi kalau dia tersesat gimana?"
"Selama di kantor ini bukan kah itu tidak masalah, banyak orang juga dan ada keamanan."
"Huh? Ya sudahlah, pekerjaan ku juga menumpuk."
Sementara itu Ziel kini tiba di lantai satu, Ziel ingat, ini tempat saat ia masuk ke kantor tadi dan di lihat banyak orang. Ziel dengan langkah percaya diri berjalan menuju depan, di saat bersamaan ada receptionist yang sedang berjalan keluar dari toilet dan melihat Ziel.
"Loh tuan muda kok ada disini sendirian? Daddy nya kemana?" Tanya wanita tersebut yang merupakan salah satu orang yang tadi melambaikan tangan ke Ziel.
"Daddy kelja, Ziel haus mau susu."
"Bagaimana kalau kita ke kantin aja?"
"Tapi Ziel gak punya uang buat bayar."
"Gak apa, nanti tante aja yang bayar."
Keduanya pun berjalan menuju kantin kantor dengan bergandengan tangan. Wanita itu sesekali melirik Ziel, ia sangat gemas sekali melihat tingkah Ziel yang tidak bisa berhenti melihat kanan kirinya.
'Bungsu nya bos bener bener berbeda dari yang lain, gemesin banget sih ni anak pengen cubit pipinya, tapi takut ni anak ngadu, bisa bisa di pecat lagi aku.' Batin wanita itu menahan gemas.Setibanya di kantin, Ziel masih aja melihat sekitar. "Kamu tunggu sini ya, tante pesenin dulu susunya."
"Tante, Ziel mau..."
"Gendis, astaga kamu disini rupanya. Tuh kamu di cariin sama pak Eko, penting katanya." Seru seorang pria yang menghampiri Gendis, wanita yang menemani Ziel.
"Iya, makasi ya nanti aku kesana. Tuan muda maaf ya, tante harus pergi jadi tante gak bisa temenin tuan muda deh disini. Tapi nanti tante pesenin dulu minumannya ya sebelum tante pergi."
"Gak usah tante, Ziel bisa kok sendili. Tante pelgi aja."
"Ugh gemesin banget sih kamu jadi pengen cubit pipinya deh."
"Jangan tante, nanti pipi Ziel cakit."
"Hehe gak kok tante cuma bercanda, ya udah tante pergi dulu ya. Tuan muda hati hati disini dan jangan makan sembarangan ya nanti perutnya sakit lho."
"Okay tante cantik, bye bye..."
Setelah melihat Gendis itu pergi, Ziel pun beranjak dari bangkunya dan melihat sekitar, kira kira enaknya makan apa ya?
Ziel berdiri di salah satu stand, lalu ia membaca menu yang tertempel pada tembok disana. "Paman jual susu gak?" Tanya nya.
"Jual kok, adek mau susu rasa apa?"
"Coklat!" Seru Ziel antusias.
"Anget apa dingin?"
Kedua mata Ziel berbinar kala mendengar kata dingin. Karena selama ini Ziel tidak boleh meminum minuman dingin, makan es krim saja bisa sebulan sekali atau dua kali. Padahal menurut Ziel yang dingin itu enak. Tapi kalau di dinginin sama "ehem" itu baru yang gak enak. :v
"Dingin. Cama Ziel juga mau pesan bulger telus kentang golengnya juga. Pakainya caos tomat aja ya paman abis itu mayonesnya yang banyak, Ziel cuka mayones soalnya."
"Ok siap, di tunggu dulu ya dek."
Ziel pun kembali duduk di bangku sebelumnya, Ziel ingat beberapa bulan yang lalu saat Cika membeli burger dan kentang, Ziel melihat kakaknya itu memakan dengan nikmat. Ziel ingin meminta satu gigitan saja tapi tidak di kasih oleh Cika, katanya pedas. Jadi Ziel hanya bisa menatap sambil bertanya tanya bagaimana rasanya? Itu isinya apa saja? Dan enak gak rasanya?
Akhirnya kini Ziel bisa merasakan kenikmatan dari burger, kalau kentang goreng sih Ziel udah sering makan, karena mommy nya suka membuatkan cemilan untuk Ziel berupa itu.
Pesanan datang, Ziel pun segera memakan kedua makanan pesanannya tersebut.
"Hmm... Enyak, Ziel cuka." Ucapnya dengan mulut yang penuh. Ziel memakan satu gigitan burger lalu satu kentang, setelahnya meminum es coklat. Terus seperti itu hingga semuanya habis tak tersisa, kecuali es batunya. Ziel belum tau aja, betapa enaknya mengunyah es batu. 😌Ziel memegang perutnya yang sedikit buncit itu, "Masih bisa nampung lagi, kira kira makan apa lagi ya yang enak?" Ziel memandangi kantin, mungkin akan ada yang membuat Ziel penasaran dan ingin memakannya.
Di lain tempat, meeting William pun berakhir dengan sangat lancar. Kini William bersama dengan Robert serta seketaris nya sedang mengantar para kolega menuju lift. Begitu mereka semua sudah pergi, William dan kedua anak buahnya memasuki lift pribadi menuju ruangannya yang berada di atas.
Sesampainya William di ruangannya, ia tidak dapat melihat bungsu kesayangannya. William pun mencoba mencari di kamar pribadi miliknya serta kamar mandi. Namun hasilnya sama, Ziel tidak ada.
"Robert! Pergi cari baby, anak itu pasti berulah sekarang." Titah William yang sudah hafal betul dengan kelakuan sang anak. Yang di beri perintah pun segera menjalankan tugasnya.William juga ikut keluar dari ruangannya dan berpapasan dengan Bryan yang hendak menemuinya karena ingin melihat cucu nya. "Baby gak ada dad, pasti dia berulah lagi." Ujar William sebelum Bryan mengatakan apa pun.
"Anak itu... Meski pun sedang sakit tapi tetap saja nakal. Biar nanti daddy saja yang menghukumnya." Ucap Bryan.
"Ya terserah daddy saja."
Keduanya pun berjalan bersama menuju lift untuk ikut mencari keberadaan Ziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Ziel (Ended)
Short StoryCerita ini hanya ada di Wattpad dan Kubaca, jika kalian menemukan cerita yang sama di platform lainnya, tolong segera hubungi aku, makasi sebelumnya 😊 . . . . . Seorang anak berusia enam tahun yang sudah merasakan kekerasan dari sang ayah, dan tera...