Chap 53

18.7K 1.7K 79
                                    

Pada saat pulang sekolah, Ziel sedang menunggu di depan gedung sekolahnya. Robert saat ini sedang menuju gedung sekolah Azkan dan juga Zain, karena ia mendapatkan laporan bahwa mereka berdua bertengkar dengan adik kelas. Sedangkan Diota sedang tidak bisa hadir ke sekolah karena ia sedang melakukan rapat penting, jadinya Diota meminta Robert untuk menggantikannya. Lalu kenapa bukan istrinya saja yang datang? Apa dia juga sibuk? Tidak, itulah jawabannya.

Diota sudah tidak memiliki istri sejak sembilan tahun yang lalu, istrinya sudah tewas di tangannya sendiri dan juga keluarganya. Mengapa mereka membunuh wanita yang mereka cintai? Itu karena Joy, istri Diota selingkuh. Bukan hanya selingkuh saja, tapi dia juga berkhianat. Dia pernah menyerahkan dokumen penting perusahaan Rodriguez kepada musuh mereka. Dan membuat kekacauan di mansion Rodriguez, bahkan nyawa anaknya sendiri hampir terancam.

Joy sejak lama mencintai musuh dari keluarga Rodriguez yang bernama Andri Dermawan. Mereka sudah menjalin hubungan sejak lama, sejak mereka menduduki bangku kelas sebelas. Namun mereka harus berpisah di karenakan Joy di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan Diota, yang kebetulan Diota sudah mengincarnya saat mereka kuliah. Apa pun akan di lakukan demi terpenuhi keinginan Diota, putra bungsu Bryan.

Mereka menikah setelah Joy melahirkan anak dari Andri. Anak tersebut tidak di terima oleh keluarga Joy dan juga Rodriguez. Jadilah Andri yang merawat anak tersebut hingga tumbuh besar. Tapi Andri juga menikah dengan wanita lain yang bernama Bunga, wanita baik baik yang tulus mencintai Andri dan juga anaknya. Setelah empat tahun menikah, akhirnya Bunga memiliki seorang putra. Tapi di saat putra Andri dengan Joy beranjak di usia yang ke sembilan tahun, putra itu tewas mengenaskan. Sejak saat itu Andri menyimpan dendam kepada si pelaku, bahkan ia berubah menjadi manusia berdarah dingin. Hingga membuatnya mengusir istri serta anaknya itu, demi dendamnya yang harus terbayarkan.

Kembali lagi ke Ziel, kini Ziel sedang sendirian menunggu mereka semua. Oki yang di tugaskan untuk menjaga Ziel selama Robert mengurus kekacauan tuan mudanya yang lain, ia sekarang sedang sibuk mengurusi mobilnya yang tiba tiba saja mogok tidak bisa hidup. Awalnya Oki meminta Ziel untuk menunggu di dalam mobil selagi ia membenarkan mobilnya. Tapi bukan Ziel namanya jika ia hanya diam duduk manis menuruti apa yang di katakan Oki itu.

Ziel berlari menuju gedung sekolahnya, ia berniat menuju gedung kedua abangnya itu untuk menyusul. Ziel udah lelah menunggu dan ingin segera pulang, tapi ia urungkan karena ia tidak tau jalan menuju gedung sekolah abangnya tersebut.

"Hai Ziel, kita ketemu lagi." Panggil seseorang membuat Ziel heboh.

"Bang Farhan! Kok abang bica ada disini? Abang gak sekolah?" Tanya Ziel.

"Kalau abang gak sekolah, abang gak bakal ada disini dong, pakai seragam lagi. Abang sengaja bolos kelas pengen ketemu sama kamu."

"Pengen ketemu Ziel? Bang Farhan kangen ya sama Ziel?"

"Iya kangen banget, Ziel gemesin soalnya."

"Hehehe Ziel emang gemesin, wajal kalau banyak yang kangen cama Ziel." Ucap Ziel percaya diri.

"Oh ya Ziel, abang kan kemarin ketemu lho sama mama kamu."

"Mama Julia?" Tanya Ziel dengan memiringkan kepalanya.

"Bukan, tapi mama Echa. Mama kandung kamu. Katanya mama kamu kangen banget sama kamu, mama kamu mau jemput kamu dan ajak kamu tinggal bareng. Tapi kamunya gak ada di rumah ayah kamu, terus katanya mama kamu udah cari cari kamu tapi gak ketemu."

Ziel mendengarkannya dengan mata yang berbinar, di dalam hati Ziel, ia merasakan kegembiraan yang selama ini sudah di nantikannya. "Mama mau jemput Ziel? Mama kangen sama Ziel?"

"Iya, dan karena abang tau kamu ada dimana, jadinya abang kesini buat kasih tau kamu. Mama kamu sekarang ada di rumah abang, kamu mau ikut gak ketemu sama mama kamu?"

"Mau bang mau! Ziel mau ketemu mama! Ziel juga kangen banget cama mama!!! Bental ya bang, Ziel bilang dulu ke paman Oki bial Ziel minta ijin ke daddy, kalau gak nanti daddy bica malahin Ziel lagi. Ziel ndak mau kena malah lagi, selem."

Ketika Ziel hendak berlari, Farhan menahan tangan kecil Ziel membuat si empu menatap Farhan bingung.
"Nanti aja bilangnya, biar abang yang hubungi daddy kamu, sekarang kita harus cepet pergi. Ayo!"

"Tapi bang..."

"Udah Ziel... Ayo kita pergi sekarang." Farhan menarik tangan Ziel dan segera membawanya pergi, sementara Ziel tidak bisa melepaskan dirinya, ia berjalan mengikuti langkah kaki Farhan dengan pandangan yang mengarah ke parkiran mobil dimana Oki berada. Ingin berteriak memanggil, pasti percuma karena jaraknya jauh dan Oki tidak akan mendengarnya. Di saat bersamaan ada sepasang mata yang melihat hal tersebut.





"Berapa kali harus aku bilang, bukan aku yang menyebarkan berita itu! Pasti ada yang menuduh ku!"

"Semua bukti mengarah pada mu! Masih berani mengelak! Berani sekali kau bermain dengan keluarga Rodriguez!"

"Aaarggh!!! Terserah! Terserah kalian mau percaya atau tidak! Yang jelas aku sudah katakan kalau bukan aku pelaku nya!!! Aku tidak sebodoh itu untuk berani mengganggu keluarga Rodriguez! Lebih baik kalian cari bukti lainnya."

"Tuan muda..." Robert berbisik kepada Arkan setelahnya Arkan merasa tenang dan ia menatap adik kelasnya.

"Aku biarkan kau untuk kali ini, sampai terbukti kalau kau pelakunya, jangan harap kau bisa melarikan diri." Ujar Arkan. Setelahnya ia, Zain dan juga Robert keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Kalau begitu saya permisi tuan muda, karena tuan muda Ziel sudah pulang sekolah." Ucap Robert lalu ia menuju parkiran dimana mobil yang ia bawa berada.




"Akhirnya selesai juga..." Seru Oki begitu kelar membenarkan mobilnya.

"Ada apa?" Tanya Robert yang juga baru sampai disana.

"Mobilnya mogok gak mau nyala, udah selesai aku benerin." Jawab Oki.

"Tuan muda Ziel dimana?"

"Ada di dalam, tadi aku suruh tunggu disa... Eeeh... Kok gak ada? Mampus dah." Oki merasa panik karena tidak ada Ziel di dalam mobil, hanya ada tas nya saja dengan pintu mobil terbuka lebar.

"Buruan cari!" Titah Robert dan keduanya pergi mencari Ziel.

Kesana kemari mereka berdua mencari di sekitar sekolah, tiap tiap ruangan pun di masukinya, tapi mereka tidak menemukan sosok tuan mudanya. Hingga Robert memutuskan untuk melihat cctv. Setelah mereka melihatnya, Robert pun mengirimi rekaman tersebut kepada William lalu menghubunginya. William yang mendengar dan melihat rekaman dimana putra bungsunya di bawa pergi oleh seorang murid dari sekolah tersebut pun, meminta Robert mencari tau siapa anak itu. Dan William memberitaukan berita buruk ini kepada keluarganya. Semua anggota keluarga Rodriguez kembali pulang ke rumah untuk berkumpul dan mencari dimana Ziel berada.



































































Udah dulu ya
Next nya kapan² lagi
Soalnya lagi gak mood :v

Baby Ziel (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang