Chap 31

28K 2.6K 34
                                    

Malam hari semua orang sudah berkumpul, dan mereka sedang menikmati makan malam dengan celotehan Ziel sebagai pengiringnya. "Telus... Telus... Diego ciumin Ziel gitu, kan geli... Diego baik rupanya, Ziel udah ndak takut lagi."

"Yakin baby gak takut lagi?" Tanya William.

"Yakin daddy! Tadi kan kita udah temenan."

"Tapi baby belum pernah lihat kan Diego marah? Diego akan sangat menakutkan, bisa bisa baby nanti di terkam."

"Diego gak bakal belani terkam Ziel daddy."

"Ya udah lanjut lagi ya baby makannya." Seru Gracia kembali menyuapi Ziel.

Setelah makan malam, Ziel meminum susu coklat salah satu kesukaan nya. Begitu habis, ia menangis memanggil sang daddy karena sejak selesai makan ia tidak lagi melihatnya, kan Ziel rindu. William segera menghampiri ketika Sean mengatakan Ziel mencarinya sampai menangis.

"Kok baby nangis sih? Kenapa? Tadi pinter lho gak nangis pas sama abang dan kakak." Ujarnya sambil menggendong Ziel.

"Ziel ngantuk daddy, mau di kelonin sama daddy." Rengek Ziel.

"Ya ampun bayi nya daddy lagi manja nih, ya udah kita ke kamar ya." Ziel hanya menganggukan kepala sebagai jawaban, dan keduanya segera menuju kamar lalu William menepuk nepuk pantat Ziel agar segera tertidur.

Keesokan paginya, Febrian menghubungi Bryan. Ia mengatakan bahwa kedua keponakannya sudah sadar, namun Prasetyo masih nyaman dengan tidurnya, entah kapan akan terbangunnya.
Seusai sarapan, Ziel bersama dengan William dan juga Gracia pergi menuju ke rumah sakit untuk menjenguk kedua kakaknya Ziel.

"Kakak... Abang... Ziel yang tampan datang!" Seru Ziel yang berlari menghampiri ranjang tempat tidur keduanya.

"Siapa?" Celetuk Dito dingin menatap Ziel yang tersenyum.

"Apa cih bang Dito, masa sama Ziel lupa?" Ziel merajuk, ia memajukan bibirnya ke depan.

"Adek.. Sini dek, sama kakak aja." Panggil Zaskia seraya menepuk nepuk kasurnya. Ziel pun segera menghampiri dan ia mulai bercerita tentang kejadian kemarin, Diego. Sedangkan Dito hanya duduk menatap keduanya dengan pandangan yang.....

Sementara itu, Febrian kini berada di luar ruangan bersama dengan William dan juga Gracia. "Aku berencana akan membawa mereka semua nanti siang." Ucap Febrian.

"Apa kau yakin tidak di rawat disini saja?" Tanya William.

"Disini, tidak ada yang akan menjaga mereka. Jika mereka pergi ke Canada bersama ku, disana ada aku dan juga keluarga ku yang akan merawat mereka. Zaskia mengalami kelumpuhan pada kaki kirinya, Dito amnesia, sedangkan Prasetyo masih belum sadar juga. Dokter mengatakan keadaan Pras sudah membaik, tapi sampai saat ini ia belum sadar juga. Selain itu, aku harus kembali ke Canada. Jadi, aku akan mengobati mereka disana."

"Baiklah, jika itu keputusan mu."

"Apa kamu sudah membicarakan hal ini kepada keponakan mu?" Tanya Gracia.

"Sudah, mereka bilang mereka akan menuruti keputusan ku sebagai wali mereka untuk saat ini." Jawab Febrian. "Sebelumnya, aku juga ingin meminta tolong pada mu William.." Lanjutnya.

"Apa itu?"

"Tolong bantu aku temukan siapa pelakunya dan wakili aku untuk memusnahkannya."

"Tanpa kau pinta pun, akan aku lakukan."

"Terima kasih banyak."

Setelah puas bicara dan bercanda bersama, kini Ziel pulang ke rumah dengan keadaan sudah tertidur lelap.

Baby Ziel (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang