14

31.1K 3.1K 92
                                    

Assalamualaikum bestie💗

ALANGKAH BAIK NYA VOTE DULU BARU MEMBACA!

HAPPY READING OLL 🦸

💌💌💌

Sudah beberapa hari ini Alzena benar benar tidak menyapa bahkan menatap Gaffi. Perasaan aneh yang Gaffi alami semakin tak terkontrol. Entah mengapa dia ingin sekali cepat cepat minta maaf dengan Alzena. Bagaimana mau minta maaf? Kalau Alzena nya saja selalu menghindar?

Gaffi sangat jarang ke kantin kalau sedang istirahat. Dia lebih baik membaca buku di perpustakaan atau taman sekolah. Saat Gaffi mencari tempat duduk yang kosong, ia melihat gadis yang ia kenali.

"Itu Alzena kan?" Gumam Gaffi menerka nerka. Akhirnya Gaffi menghampiri gadis itu untuk membenarkan kalau itu Alzena.

"Alzena?" Panggil Gaffi

Gadis yang namanya merasa dipanggil pun menoleh kearah sumber suara. Alzena hanya mengangkat sebelah alis nya sebagai isyarat mengatakan 'apa'

"Saya boleh duduk disini?" Tanya Gaffi

"Duduk aja. Asalkan ga ketauan si cewe sok alim itu" tutur Alzena sedikit emosi

"Alzena, kamu tidak boleh seperti itu. Dia punya nama"

"Oh lo belain dia? Sorry deh"

"Saya bukan membela dia, saya ha--" ucapan Gaffi terpotong oleh Alzena.

"Udah cepetan lo mau ngapain di sini! Ohh lo disini cuma mau belain cewe lo itu?" Gaffi menggeleng cepat

"Saya tidak membela siapa pun. Saya kesini cuma mau minta maaf sama kamu. Karena saya sudah terlalu gegabah mengambil keputusan. Maaf kan saya ya?" Tutur Gaffi dengan sungguh sungguh.

"Udah cuma mau ngomong itu aja? Yaudah gue maafin" Alzena berdiri dari tempat nya. Sebelum Alzena meninggalkan taman, ada suara yang mampu memberhentikan langkah nya.

"Saya tidak suka kamu cuekin saya, Alzena" ujar Gaffi yang membuat Alzena sedikit terkejut dengan ucapan Gaffi.

"Siapa yang nyuekin lo? Gue cuma mau jaga jarak sama lo Gaf! Gue juga mau move on dari lo! Gue cape harus liat lo berduaan sama si cewe sok alim itu setiap hari. Lo kira hati gue baik baik aja?!" ucap Alzena kesal

"Tunggu saya 3 sampai 4 tahun lagi" setelah Gaffi mengatakan itu, ia langsung meninggalkan Alzena di taman.

"3 sampe 4 taun? Ngapain dia nyuruh gue nunggu selama itu? Emang gue babu lo! Dasar Gaffi tembok!" Kesal Alzena.

💌💌💌

"Gaffi, kamu darimana?" Tanya Ismi

"Taman" Gaffi menjawab sangat singkat.

"Eumm... Nanti boleh pulang bareng gak? Aku gak bawa motor" ujar Ismi meminta bantuan.

"Gak. Kamu bisa pulang naik ojek online"

"Ko kamu gitu sih?" Lirih Ismi lembut. Tapi terkesan menjijikan di telinga Gaffi.

"Memang yaa, penampilan tidak bisa menjadi pusat penilaian akhlak seseorang" sarkas Gaffi meninggalkan ismi di koridor sekolah.

My Alim Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang