My Alim Husband [End]

38

Assalamualaikum bestie💗

Budayakan vote sebelum membaca

25k readers yuk bisa!!!!

Happy reading oll 🦸

💌💌

"Mas, kangen Mami" lirih Alzena

"Mau ke rumah Mami?" Alzena mengangguk

"Yaudah sana kamu siap siap, kita ke rumah Mami sekarang"

"Serius, mas?"

"Iya sayang"

Tak disangka Alzena berdiri dan meloncat loncat kan tubuh nya karena terlalu girang.

"Astaghfirullah Alzena! Jangan loncat loncat sayang" panik Gaffi

"Hehe... Maaf mas" Alzena hanya meringis melihat perut buncit nya.

"Yaudah aku siap siap dulu ya mas" Alzena bergegas menuju kamar nya di lantai dua.

Drrtttt

Drrtttt

Hp Gaffi bergetar menandakan ada yang menelepon diri nya. Dengan hembusan nafas kasar, Gaffi menerima panggilan tersebut.

'hallo'

'....'

'waalaikumsalam'

'....'

'maaf, saya gak bisa hari ini'

'....'

'saya gak bisa nemuin kamu hari ini, ngerti!?'

'....'

'oke, besok saya ke sana'

'....'

'hm. Wa'alaikumsalam'

Gaffi memutuskan sambungan itu sepihak. "Astaghfirullah. Kapan selesai nya ini" gumam Gaffi frustasi.

"Mas, Ayo!" Gaffi menoleh ke sumber suara, dan ternyata itu istri nya. Memang Alzena sangat berpengaruh besar dalam hidup nya. Bukti nya sekarang, Gaffi sangat sangat frustasi. Dan ketika melihat senyuman istri nya, frustasi itu hilang seketika.

"MasyaAllah istri nya Gaffi emang paling cantik" puji Gaffi sambil menghampiri Alzena.

"Alzena mah cantik! Istri nya mas Gaffi!" Seru Alzena mengikuti sound yang berada di aplikasi tiktok.

Pasti kalian tau kan nada nya kyk gimana? Xixixi

Gaffi terkekeh. Ada ada saja tingkah laku istri cantik nya ini. Selama Alzena hamil, ntah kenapa aura kecantikan nya semakin keluar. Ia semakin cantik selama hamil ini.

"Iyaiya yang paling cantik. Yuk berangkat" Gaffi meraih tangan Alzena untuk digenggam. Lalu mereka menuju lift untuk ke basement.

Setelah sampai basement, Gaffi membuka laci yang isi nya kunci mobil milik Gaffi. Laci tersebut tidak lah sembarang orang yang bisa membuka nya. Karena laci itu memakai teknologi fingerprint.

Seperti biasa Gaffi membukakan pintu untuk Alzena. Sebenarnya Alzena sedikit merasakan jengah. Namun kalau dipikir pikir lagi, Gaffi melakukan hal yang romantis juga.

"Silahkan masuk Mima" ujar Gaffi sedikit membungkuk bak supir kerajaan.

"Terimakasih Bia" balas Alzena tersenyum. Gaffi menutup pintu, lalu ia berlari kecil untuk memutari mobil.

"Udah siap?"

"Siap"

"Bismillah" ujar kedua nya.