71

26.3K 1.9K 81
                                    

Assalamualaikum bestie💗

Budayakan vote sebelum membaca

KLIK VOTE UNTUK FEEDBACK!!

HAPPY READING OLL 🦸

💌💌💌

"Gak boleh ada yang sakit"

"Mas..."

"Kenapa gak bilang?" Tanya Gaffi dengan nada dingin. Gaffi berjalan mendekati sofa untuk menduduki tubuh nya disana. Sedangkan Alzena masih setia berdiri di sebelah brankar yang Zerrin tempati.

"Kenapa gak ngasih tau aku kalo Zerrin sakit? Sampe masuk rumah sakit lagi" Gaffi masih berbicara dengan nada sedikit ketus.

"Aku cuma..."

"Apa?" Alzena terdiam dan hanya bisa menundukan kepala nya untuk menahan tangis.

"Aku siapa nya Zerrin sih? Tetangga? Pengasuh nya? Atau orang asing?" Alzena sama sekali tak menjawab ucapan sang suami. Karena ia benar benar tidak bisa bersuara saat ini. Seperti ada yang membungkam bibir nya rapat rapat.

"Aku Bia nya Zerrin. Aku suami kamu. Aku berhak tau masalah ini. Kenapa aku harus tau dari orang lain kalo anak aku sendiri sakit sampe masuk rumah sakit. Kenapa?" Gaffi menaikkan oktaf  suara nya.

"Ngapain nangis? Ini kesalahan kamu. Gak usah nangis" sambung Gaffi dengan ketus.

Dengan keberanian yang extra, Alzena mencoba untuk membuka suara. "Aku mau Hiks ngasih tau kamu. T-tapi gak sekarang. Nanti"

"Kenapa nanti?"

"Hiks Aku gak mau nambah beban piki-ran kamu Hiks... Hiks..."

"Aku tau kamu u Hiks dah capek sama mas-masalah perusahaan"

Gaffi mengehela nafas kasar dan mengusap wajah nya."Kamu, Zerrin, bukan beban buat aku. Se berat apapun beban pikiran aku, kamu sama Zerrin tetap aku utamain"

"Hiks... maaf" lirih Alzena.

"Kenapa minta maaf?"

"Aku salah"

"Apa kesalahan kamu?"

"Hiks aku gak ngasih tau kam - mu kalo Zerrin sakit"

"Mau di ulangin lagi?" Alzena menggeleng kan kepala nya seraya menghapus air mata yang sedari tadi turun.

"Sini" Gaffi merentangkan tangan nya lebar lebar, tetapi Alzena masih saja tidak ingin melihat wajah sang suami.

"Kata nya kangen sama aku. Sini peluk" pada akhirnya, Alzena menegakkan kepala nya untuk melihat sang suami.

Dengan cepat Alzena berjalan menghampiri Gaffi dan langsung berhambur ke pelukan nya. Di pelukan itu, Alzena semakin menuangkan rasa ke khawatiran nya selama Zerrin sakit. Sedangkan Gaffi hanya mengelus punggung sang istri dan mengeratkan pelukan nya agar Alzena merasa tenang.

"Gapapa. Semua manusia pasti sakit" ujar Gaffi.

"Ak-aku takut Hiks... Hiks..."

My Alim Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang