20 - Event Queen II

14 2 0
                                    

20 - Event Queen II

'Anak itu.' Batin Gumine memandangi kepergian Eruzen, setelah itu kembali fokus pada Queen Alfheim Narrest.

Sementara Eruzen berlari dia tak sengaja tersandung dan mengingat sesuatu. Yang terlintas dalam benaknya saat itu adalah 'World Boss End'.

Satu Event dimana mengakibatkan Growtales Online mengalami maintance, tepat ketika Eruzen mengantongi Kitab Ezith di Hutan Kalimantan.

'Kota Ducchu Town apalah itu, kira-kira World Boss End se seru apa ya? Sial, aku tak sempat menyaksikan live streaming event tersebut.'

Eruzen melihat status miliknya, yang kurang lebih seperti;

Status:

Level: 13

HP: 88%

MP: 71%

Skill: Clone, Angin, ...

Pasif: Title effect,

Buff: 05%

Luck: 06%

Skill Point: 10

Tree Point: 9

'Dengan level segini, tidak memungkinkan untuk diriku menang.' Eruzen bergumam sambil melihat Gumine.

'Status dia kira-kira level berapa ya?' Zen mencoba mengecek, tetapi tidak bisa terkecuali dia memiliki God Eye.

God Eye adalah mata pemain khusus, yang dapat menembus dan melihat status dibalik kerangka karakter seseorang.

Aku diam, memantau Gumine dari kejauhan. Dan tak berlangsung lama, Queen Alfheim Narrest berubah bentuk menjadi Giga Monster.

Aku menilai, bahwa ini adalah mutasi ke tiga dari keterampilan Queen Alfheim Narrest. Banyak pemain juga ribut, dan berasumsi, bahwa inilah puncak mutasi dari event Queen Alfheim Narrest.

Sementara itu, aku melihat paman Gumine dengan akun bernickname Kyanax. Kini tengah sibuk, bergonta-ganti senjata untuk menundukkan Queen Alfheim Narrest.

Yang dia lakukan, terus beradu serangan demi serangan. Aku dari kejauhan mulai sedih, akan betapa pengecutnya diriku.

Aku ini pemilik Kitab Ezith, untuk apa aku lari? Seharusnya aku bisa berkembang dari kejadian ini.

Kenapa aku harus mundur dan menghentikan aksiku? Seharusnya aku menyerang, sekarang juga!

"Woy Kyanax!" Aku berteriak melalui voice chat, seketika menjadi perhatian banyak orang.

Aku berjalan perlahan, mengenggam erat tongkatku, lalu merapal satu mantra ampuh. "Fireball!"

Satu bola api melesat dan kian membesar semakin jarak menjauh, Queen AN menatap seranganku dengan tatapan remeh. Seakan ini seperti angin lewat saja.

Disisi lain, aku melihat banyak pemain beragam job, ikut serta melancarkan serangan mereka.

"Angin Topang!" Aku melancarkan mantra lain, selagi menunggu cooldown dari beberapa skill ku.

"Enchanted Shield!"

"Laser Arrow!"

"Electric Fireworks!"

"Black Magic!"

"Curse Arrow!"

"Blast Bomb!"

Queen AN HP seketika menjadi 70% dan perlahan menurun lagi, hingga menyentuh 15% akibat serangan beruntun kami.

"Kalian semua!" Dia berteriak dengan amarah teramat besar, kemudian berubah bentuk menjadi Manusia.

"Dia bermutasi lagi!"

"Sial, kali ini kita harus benar-benar serius!"

"Berjaga-jaga lah kalian semua!"

"Siap, komandan!"

"Aku merapal Unique Skill milikku!"

Bermacam kata dari para pemain yang bersuara, memenuhi ruang dari gumpalan kepanikan emosi mereka.

Entah kenapa aku menjadi geram, maksudku kalau dia bermutasi, ya tinggal hadapi saja, untuk apa kalian berbasa-basi dan memberikan respon.

Selain itu, Kyanax juga nampak kelelahan akibat terlalu keras berjuang di awal pertandingan. Dan para pemain itu, baru akan menyerang ketika Monster melemah.

Dimana hadiah akan diberikan kepada pemain terakhir, yang menyentuh Queen AN saat dia sekarat di 0.1% hp. Jelas tidak adil, pada pemain yang paling banyak menyerang seperti Kyanax.

Aku prihatin sekaligus geram.

Dan entah kenapa, Kitab Ezith milikku mulai bergerak dengan sendirinya. Lalu memperlihatkan halaman 24, berisi mantra Unique khusus job Mage.

Animasi barusan, seperti di atur khusus oleh Ezith, entah apa tujuannya. Tapi disana tertulis, bahwa mantra rahasia seorang mage adalah. "Great Zero Fireball!"

Seketika yang tertulis kian berganti, seiring skill yang ku rapal sedang menunggu cooldown mereka.

Kadang menjadi 'Great Zero Topan' atau 'Great Zero Clone' dan terus berlanjut menyesuaikan deretan skill karakterku.

"Buku ini luarbiasa!"

Tidak banyak diketahui pemain, bahwasannya Kitab Ezith dapat bergerak sendiri, dan memiliki animasi diatur oleh AI di dalamnya.

Seketika 'Great Zero Fireball' dan berapa skill lainnya mendapatkan extra buff, akibat pengakuan Kitab Ezith, yang nampak mulai menerima aku sebagai Tuan baru nya.

Disaat yang bersamaan, kobaran api kian membesar, dan melekat pada tubuh manusia Queen Alfheim Narrest. Membuatnya menderita, akibat Great Zero Fireball, kemudian tepar tak berdaya.

Alhasil, satu informasi dalam interface reward muncul tepat didepanku. Aku mengetuk, untuk menerima hadiah itu.

[Title achieved]

=> Queen Bee Maniac!

Didapatkan ketika pemain mengeluarkan sihir tertinggi mereka, disaat Queen Alfheim Narrest sekarat, dan di kondisi mutasi ke empat.

[Trophies of Bee]

=> Sebuah Piala yang diberikan, kepada yang Terakhir menyentuh Queen Alfheim Narrest, pada hp sekarat.

[Lolipop Staff]

=> Dibutuhkan level 20, untuk melengkapi senjata ini, teruntuk mage saja, kemampuan dapat mengeluarkan damage 144-270 dps.

[Kunci Dimensi Bee]

=> Kunci ini adalah pintu, untuk menuju tempat tinggal yang dihuni oleh milyaran lebah, bernama Dimensi Bee.

"Wow."

Aku tak dapat berkata-kata, secara mengejutkan, justru aku yang mendapatkan puncak hasil dari event ini.

"Sial!" Kyanax berteriak kencang, "Mau World Boss End, atau Queen Bee, tak satupun yang memberikan loot berarti padaku!" dia nampak frustasi.

Benar juga, bukankah dia yang keras berjuang disini. Mungkin loot ini, adalah miliknya.

"Oi, Kyanax!" Ucapku keras.

Dia menanggapi. "Apa?! Dasar bocah bodoh, tidakkah kau liat aku sedang frustasi!"

"Sudah cepat, kemarilah!" Aku memanggil lagi, dan itu membuatnya berjalan kearahku.

Growtale OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang