Perhatian!
Kalau capek, bacanya bisa setengah2 iya. Soalnya kurang lebih dari tiga ribu kata bagian ini😂👇🏻
Mau tak bagi, terlanjur nyambung🤧
Baca aja sudah, pelan2 asal nyampai tujuan.
Yuk ah para bestie! Kita lanjuts juts!
GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!
🥱
"Ayah... Bi mau tanya boleh?"
"Boleh dong sayang, Tanya apa pelangi ayah ini hm?"
"Apa ayah dan ibu dulu teman, telus setelah becal kalian menikah?" Tanya Binar kecil dengan raut polosnya, aroma telon Binar ditambah wajah Binar kecil yang dipenuhi bedak bayi disekujur dahi dan pipinya menambah kegemasan tak terbendung bagi orang yang melihatnya.
Ayah pun tersenyum lalu mencium pelipis Binar, "Tidak sayang, ayah sama ibu bertemu setelah dewasa dan merasa ada kecocokan kita menikah"
"Belalti kalau Bi becal nanti Bi akan sepelti ayah dan ibu?"
"Bi mau dengar pesan ayah?"
Binar kecil mengangguk, mata bambi Binar tak luput memandangi manik hangat ayah.
"Kalau suatu saat nanti Pelangi ayah menemukan seseorang yang pantas mendampingi kamu, nak. Pertahankan, sayang. Kebahagiaan tidak datang dua kali"
Binar mengangguk kuat, tersenyum lebar menampilkan deretan putih gigi susunya, "Ayah dampingi Bi iya sampai Bi becal nanti"
"Ayah selalu mendampingimu sayang, di sini," Tunjuk ayah pada dada kiri Binar.
"Ayah selalu di sini"
"Yah... Bi udah besar" Binar menempatkan tangannya didada kirinya, menunduk dalam mengenang semuanya. Air matanya berjatuhan setetes demi setetes.
"Apa seseorang itu Karel, yah?"
Binar sekarang sedang duduk sendiri ditaman belakang sekolah, menampilkan deretan bunga-bunga lavender merah dan ungu.
Harumnya lavender yang terbawa angin pagi menambah kesegaran tersendiri, sekolah masih sangat sepi. Binar sengaja berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari Karel sejenak saja.
Kejadian kemarin cukup membuat Binar terpukul, ia tak masalah jika Karel merangkul. Memeluk dan menggendong Viona tapi jika berciuman seperti itu terlebih di depan umum Binar tak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...