Chapter 69

721 20 13
                                    

Oi, gue kembali. Setelah lebih dari 4 bln gak pernah up. Laptop gue agak sakit kemarin wkwkwk. Dan Alhamdulillah udah sehat.

Gimana kabar pembaca cantik² dan ganteng² nya othor? Sehat iya. Jangan sakit dan tetap semangat kalian, dimana pun kalian berada.

Gue Dateng nuntasin janji gue semalam. Maaf banget, semalam gue langsung tepar, Pulang shiff sore Ampe mau jam 9 malam. Udah mandi ini itu. Giliran megang laptop. Gue malah tepar ngantuk berat😂 bangun² langsung kalang kabut. Mau up gue belum revisi. Baca ulang wkwkwk.
Alhasil baru bisa up jam dan di detik ini.

Maaf iya atas keterlambatan ini.

Semoga kalian ttp suka dan selalu kawal Karel binar sampai end🫶🏻🫠 loveyou💜

Chapter ini lebih dari 2000 kata.

Selamat menikmati🫶🏻
















🥀🥀🥀


Karel belike :

Karel belike :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🥀🥀🥀

Karel dan Binar akan melanjutkan perjalanan setelah keduanya mensejahterakan perut mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karel dan Binar akan melanjutkan perjalanan setelah keduanya mensejahterakan perut mereka.

Keduanya pun keluar dari rumah makan tersebut.

"Pak" Panggil Karel ke laki-laki di sana, yang mengenakan topi jerami lusuh di kepalanya.

Bapak itu pun menoleh setelah menertibkan motor-motor pengunjung yang tengah beliau jaga.

Karel mendekati bapak tersebut diikuti Binar disebelahnya.

"ini buat bapak," Karel menyerahkan sebungkus nasi hangat beserta
air mineral ditangannya yang langsung beralih ke tangan bapak tersebut.

Dengan raut kelewat bingung dan kaget, bapak tersebut sempat terdiam kaku. Tangannya masih menggantung diudara sambilan melihat kantung plastik hitam yang sekarang tengah di pegangnya.

"Bapak makan dulu, setelah itu pulang iya" sambung Karel.

Bapak itu beralih menatap wajah cerah pemuda yang sekarang berdiri sejajar didepannya. Belum sempat bapak tersebut membalas ucapan pemuda tersebut. Lebih dulu Karel menyambut tangan sebelah bapak itu dan memberikan beberapa lembar uang seratus.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang