Chapter 23

1.4K 62 0
                                    

YANG GAK VOTE, FOLLOW, KOMEN, FIX KALIAN GAK ASIK!





















🌧️🌧️🌧️

"Jalan atau gue gendong"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jalan atau gue gendong"

Iyakali digendong, mana mau Binar. Siapa Nicki? siapa dirinya?

Netranya bergerak ke samping, tepat ke Pria dingin di sana. Wajah Nicki datar tak ada ekspresi apapun.

Apa Nicki se-suram ini? gak ada enak-enaknya buat disapa.

"Apa?"

Binar langsung menunduk, memainkan mainan kunci berkarakter pelangi ditasnya. Mampus, ia ketahuan.

"Mau ngomong apa?" Nicki tak menoleh, pandangannya lurus kejalan, tangannya begitu lihai memutar stir mobil sport miliknya Pribadi.

"Lo bisu?"

"Enggak"

"Terus kenapa?" Nicki sepertinya sedang dimode banyak omong, entah kenapa, cowok itu merasa tertarik aja buat ngomong kalau bersama Binar.

"Heran aja, tiba-tiba kamu bersikap begini"

"Terserah gue"

"Ohh..." Mulut Binar membulat seperti huruf O, kalau begini bawaannya minta diketusin mulu rasanya si Nicki, menyebalkan.

"Perpus atau Gramed?"

Tadi saat Nicki mengancam dirinya dengan untaian kata jalan atau digendong, Binar pun secepat kilat mengambil langkah seribu dan ia pun mau tidak mau membocorkan niatnya ke Perpustakaan Kota buat cari buku.

Nicki dengan segala bentuk tipu muslihatnya membuatnya terdampar dimobil Pria ini sekarang, jangan mikir kalau dirinya mau dengan suka rela, Binar diancam... gaes...

"Perpus Kota"

"Gramedia aja"

"Lah kok kamu yang ngatur" Jengah Binar memandangi wajah samping Nicki.

"Gue gak ngatur, gue berpendapat"

"Tapi aku mau Perpustakaan Kota, kenapa larinya ke Gramedia"

"Mudah dan praktis" Nicki masih saja mau membalas dirinya.

"Kamu makin suka ngomong iya sekarang" Dengan tenang Binar berucap, maniknya mengedar ke jalan didepannya.

"Kalau ada elo" Jawab Nicki singkat, tak mengurangi ketertarikan sedikit pun hanya untuk sekedar menoleh ke Binar.

"Kenapa kalau ada aku?"

"Iya... mmm... gak ada" Makin ke sini topic pembicaraan mereka gaje kayak kanebo kering.

Binar mendengus sebal, memalingkan wajahnya ke jendela mobil. Menatap tenang hamparan tirai-tirai raksasa yang menjuntai indah dari langit, hujan semakin deras. Tangannya bergerak memperbaiki jaket kebesaran yang ia pakai karena paksaan dari Nicki, aroma maskulin khas Nicki tak ayal menusuk hidungnya. Wangi cuy...

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang