Hai, gue kembali!!!Langsung aja iya!
Sesuai janji gue😘
Selamat membaca!!!
Vote!
Komen!
Follow!
🥀🥀🥀
Karel melirik jam besar pada dinding di atas tv.Sudah menunjukkan pukul 09.25 ...
Mereka semua masih di ruang tamu.
Keluarga Binar ah iya ... maksudnya, keluarga baru Binar akan beranjak dari duduk.
"Bunda, Ayah dan Abang akan pulang ... nak,"
Arsyla dan dua lelaki terhebat buat Binar itu pun juga ikut berdiri.
"Bi dan Karel jaga diri selama di perjalanan iya ... sayang, Bunda percayakan sepenuhnya putri Bunda pada Karel" Arsyla tersenyum, mengelus pelan surai indah Binar dan setelahnya baru Karel.
Anak lelaki itu pun mengangguk mantap. "Baik Bunda, pastinya dong" Karel melepas senyum merekah. Wajah cowok itu terlihat berseri-seri.
"Misalkan lo capek, jangan lupa istirahat, baru jalan lagi" Peringat Restu, menepuk pundak kanan Karel, tanda jikalau ia percaya pada cowok ini sepenuhnya.
Karel mengangguk.
"Baiklah, selamat bersenang-senang sayang, titip salam ke Ayah ibu di sana iya," Ujar Arsyad, berjalan menemui anak sambungnya dan mengelus juga surai Binar.
"Hidup-lah dengan bahagia, sayang ... ayah ... akan mengganti sosok ayah kandung Binar" Arsyad memeluk Binar, tanpa ragu gadis kecil itu pun membalas pelukan Arsyad.
Semua yang melihat kedua-nya pun terharu, terenyuh melihat ikatan mereka walaupun tak sedarah.
Gadis manis yang mengharapkan sebuah keluarga kecil, lengkap dengan ayah dan ibu. Sekarang ... Binar rasakan.
Setetes beningan hangat membasahi pipi kemerahannya.
"Terimakasih ... Ayah, terimakasih Bunda, dan terimakasih Bang utu," Binar menjeda, menarik nafas panjang, sebelum ia berujar kembali.
"Telah mewujudkan keinginan Bi" Tangis Binar pecah, sudah tidak bisa membendung rasa haru serta bahagianya sampai saat ini.
Restu ikut bergabung dan memeluk Binar seperti Arsyad memeluk adeknya.
Akhirnya ... Binar pun dipeluk dua lelaki hebat ini.
Tuhan telah menjawab do'anya, entah seperti apa ia mengekspresikan rasa bahagia, intinya ... Tuhan mengasihaninya, menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...