Kalian dari mana aja nih?
Bole kenalan gak?
...Hai hai ...
Gue kembali.
Baca pelan2. Mayan panjang nih.
Happy reading!
Tiga hari class free, tiga hari pula kejadian itu telah berlangsung.
Dan sekarang... Binar sudah tahu apa akibat dari pengakuannya waktu itu, tubuhnya diseret paksa untuk masuk ke gudang belakang. Jauh dari khalayak sekolah, tempatnya sangat sepi dan kotor.
Tempat pertama ia merasakan siksa yang sangat menyakitkan, berminggu-minggu... merasakan perihnya luka sayatan atas perbuatan mereka. Dan tempat ini jadi saksi ketika Restu membantunya diam-diam.
"Sini lo!"
Tarikan kuat, Binar rasakan dipergelangan tangannya dan...
Brukkk...
Badannya didorong keras sampai membunyikan dentuman cukup kencang dari punggungnya, Binar meringis pasrah.
Untuk yang kesekian kalinya... Selamat datang dan semoga ia bisa bertahan sampai akhir.
Ternyata... apa yang ia pikirkan akhirnya terjadi juga, rahasia yang ia jaga sebaik mungkin akhirnya tersebar. Binar tak mencurigai Sophia, Andre ataupun Restu. Ia percaya, ketiga temannya bukan dalang dari semua ini.
Lantas siapa? Ah... ia tidak mau berpikir banyak, lagian... ini sudah terjadi dan ia sudah cukup mempersiapkan mental buat menghadapi hari ini dan seterusnya.
"Linsi, Ara... pegang tangannya"
Kedua gadis licik itu mengikuti perintah Viona, memplintir tangan Binar dan membawa kedua tangan gadis itu ke belakang, Binar teriak kesakitan, rasanya tulangnya akan lepas dari tempatnya.
"S-sa-sakit" Cicit Binar.
"Lo kira gue bakal diam? Tskk!" Viona menyeringai sadis didepan wajah Binar. Gadis itu terkekeh lebar bak dewi iblis yang tengah haus darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...