Opening !!!
Kalian tetap sehat dan semangat iya!!!
Btw ...
Putar yt di atas buat chapter ini iya.
Lagunya masuk banget.Afgan - untukmu aku bertahan -
Kalau kalian punya lagunya, diputar iya. Resapi. Dengerin sambil baca tiap bait, paragraf. Resapi dan nikmati gejolak emosi binar dan Karel.
Oh iya. Sorry, bulan lalu gue cuma up 1x hehe. Yang awalnya kalau bisa up sekali seminggu malah sekali sebulan, huhu maaf. Gue sibuk bener😭
Dan Alhamdulillah gue udah selesai revisi part ini.
Semoga gak bosenin iya.
Kurang lebih 3.500 kata. Niatnya mau 4000 lebih keknya kepanjangan takutnya kalian bosen wkwkwk. Gue bagi dua aja deh😂
Jan lupa vote komen-nya iya🙏🏻
Oke cussss!!! Karel Binar menunggu untuk dibaca🌬️
🥀🥀🥀
Menjelang subuh.Binar terbangun dari tidurnya, ia menunduk, sedikit menurunkan pandangan pada sosok di dekapannya itu, mereka berhadapan btw.
Karel tertidur dikamarnya, sekarang cowok itu tidur pulas disisinya. Binar menarik garis sudut bibirnya, tersenyum melihat Karel yang tertidur didekapannya. Lelaki itu terlihat nyaman dan berangsur membaik. Setelah beberapa obat dan infus Karel dapat tengah malam tadi.
Ia memeluk Karel dengan posisi cowok itu bersembunyi di lengannya. Jujur ... ia sempat kaget akan ini. Awalnya ia ingin bersandar saja dikepala ranjang memejamkan mata barang sejenak sambil menunggu subuh datang.
Namun Karel malah menariknya, membuatnya ikut bergabung seperti ini. Memang di posisi ini ia merasa tidak enak dan cukup mendegupkan jantung, tapi lihat Karel yang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ia menerimanya ... asal mereka masih dibatas wajar.
Binar mencium kening Karel, lengan kanannya yang dibuat bantal dan melingkupi kepala Karel membuat cowok itu tak bergerak, tidur pulas seakan mendapat obat tidur.
Sebelum itu ... sebelum cowok itu berakhir di kamar Binar.
Karel sudah merasa bahwa tubuhnya sedang tidak baik, tepat di jam dua belas malam, keadaanya semakin melemah, kepalanya sakit sangat hebat, memejamkan mata pun tak ada gunanya, seperti ajalnya akan datang sebentar lagi..
Dengan sisa kekuatannya, ia bangkit kepayahan, berjalan tertatih kearah pintu, rasa-rasanya ia akan mati, setidaknya ia harus disisi Binar, setidaknya ia mati disisi Binar, sudah cukup buatnya. Pikir Karel.
Melangkah ke kamar Binar lalu mengetuknya, pandangannya mulai mengabur hanya saja ia masih sadar.
Mengetuk kamar Binar beberapa kali, Karel meringis menunggu dibuka-kan, tepat ketukan yang kesekiannya. Binar membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...