Chapter 51

1.5K 66 8
                                    

Gue kembali!

Sorry iya ngaret, Mayan sibuk Minggu ini.

Masi ingat alur chapter sebelumnya? Lupa ... baca ulang lagi wkwkwk.


Ingat, vote dan komen. Serius itu ngebantu mood banget.


Oke deh cusshh!

Happy reading ayang2 gue😚

Happy reading ayang2 gue😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hope you're okay
From all pressure you've felt.

_anonim_





🥀🥀🥀

Binar duduk menyamping di sisi ranjang, menekan ibu jarinya gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Binar duduk menyamping di sisi ranjang, menekan ibu jarinya gelisah. Wajah putihnya yang tadi terlihat baik-baik saja sekarang nampak bukan seperti biasa.

Sendu … hal itu yang patut digambarkan pada Binar.

Sophia yang melihat ini pun tak tinggal diam, mengambil duduk di sebelah Binar.

Sophia meraih tangan Binar yang terlihat seperti tengah memendam sesuatu.

“Bi …” Panggil Sophia pelan.

Binar menoleh, ia bisa melihat kalau genangan air di sudut mata Binar mulai ber-arak, akan bersiap tumpah sebentar lagi.

Dengan gerakan pelan Sophia mengelus punggung tangan sahabatnya, ia yakin seratus persen bahwa hati Binar sedang gundah, terombang-ambing akan perkataan Karel barusan selepas cowok itu mengatakan sesuatu yang cukup membuat mereka semua kaget.

“Gue tau lo mikirin ucapan Karel barusan” Kata Sophia, menatap lembut netra berkaca-kaca milik Binar.

Tak kuat akan perasaannya, Binar pun akhirnya menangis. Benar … sangat benar, kalau ia sedang memikirkan perkataan Karel. Ia menunduk menyembunyikan tangis, semakin menggenggam erat tangan Sophia.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang