Chapter 38

2.2K 85 12
                                    

Sorry ngaret, tadi gue lupa😔
Dan baru selesai ngerevisi.

Tolong sematkan vote komentar kalian. Sungguh itu membantu mood Saia hehehe.

Oke cusss!!!

Semoga suka🥀



###

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Warning!

Chapter2 berikutnya akan lebih sakit lagi.

Kalian jangan kecewa iya.






















🥀🥀🥀

"Kenapa diam? Mama nyembunyiin apa dari Karel?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa diam? Mama nyembunyiin apa dari Karel?"

"Binar,"

"Gadis itu..."

Perlahan, Karel menatap lekat mata Rosaline. Ini yang ia tunggu, siapa Binar dan kenapa Binar harus ada di hidupnya sekaligus jadi penghancur buatnya.

"Dia ngedonorin ginjal kanannya buat kamu, dengan sukarela" Suara Rosaline yang melirih dalam membuat Karel terdiam, cowok itu menggeleng tidak percaya.

"Enggak, bukan Binar melainkan Viona"

Dahi Rosaline mengkerut, menatap anaknya tenang. Seberapa jauh Viona meracuni pikiran Karel? ia diam bukan berarti ia setuju melihat Karel bersama Viona, saat itu ia khilaf, demi menutup kisah kelam itu. Ia harus terima Karel pacaran bersama Viona, asalkan tidak ke jenjang yang serius.
Ia tidak merestui Karel bersama Viona. Dari sudut pandang seorang wanita, Viona bukan gadis baik-baik.

"Itu sebabnya, Mama udah wanti dari awal. Viona, gadis itu manfaatin kamu, sayang, tapi mama gak bisa ngomong gamblang ke kamu"

"Mama benar, Ka..." Timpal Kinan, Karel termenung. Apa itu benar? Binar orang yang telah menyelamatkan-nya dulu.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang