Chapter 14

1.7K 63 10
                                    

Perhatian!

Ini juga chapternya cukup panjang.
Kalau capek boleh dibaca setengah2.

Pelan2 aja asal ngena ke kalian😌






GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!

🌧️
🌧️
🌧️

"Ih kok sekolah sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ih kok sekolah sih?"

Pria yang ditanya masih bergeming, kepalanya tiduran di atas meja dengan mata terpejam.

Kenzo menaruh tas lebih dulu lalu menghampiri bangku Karel kemudian mendudukinya, si empunya belum datang. Nicki selalu terbelakang dari yang lain, meski begitu anak itu selalu saja juara kelas. Heran, ia pengen seperti Nicki tapi sayangnya otaknya seperempat.

"MORNING SEMU... EHH... BUKANNYA LO SAKIT?" Kejut Zio setelah muncul dari ambang pintu, cowok imut itu berjalan cepat lalu ikut melobi Karel seperti yang dilakukan Kenzo. Bukan apa-apa, kemarin mereka bertiga mau jenguk Karel tapi Pria ini banyak alasan katanya dia gak bisa dijenguk orang kalau sakit bukannya sembuh malah tambah sakit, enak kali iya mulut Karel ngomong. Zio terheran-heran, Secetek itu-kah teman-teman tampannya ini.

Karel bergerak, sepertinya cowok itu mulai terusik. Kedua wajah penasaran itu masih saja menatapnya, mengangkat kepalanya Karel dengan muka datar memandangi satu-satu wajah bodoh dipagi hari milik Kenzo dan Zio.

"Gue di sini berarti gak sakit lagi"

"Sianjing! gue cemas bukan main, respon lo begini?" Semprot Zio jengah, mencak-mencak di depan Karel dan Kenzo.

Bagaimana gak cemas, sepulang dari warjok. Mereka bertiga dapat kabar dari Kinan katanya Karel sakit sehabis pulang sambil hujan-hujanan, dikira lagi maen pilm india apa maen ujan segala.

"Iya nih, kita bertiga mau jenguk malah gak dibolehin, pelit amat lu" Sahut Kenzo.

Mulut Karel akan terbuka membalas Kenzo namun kembali mengatup tatkala suara gadis melengking hebat dari arah pintu.

"SAYAANNNGGGGG!!!"

BRUUKKK...

Tubuh Karel terseok oleh tekanan hebat dari Viona, gadis itu memeluknya erat lalu menciumi pipi kiri dan kanannya, terakhir hidungnya. Sepertinya Viona sangat-sangat rindu, gadis itu menamplok bibir seenaknya ke bibir Karel bikin yang lihat gerah hati gerah body.

Gimana tidak, mereka lagi di dalam kelas. Disaksikan teman sekelasnya, Memang sudah biasa sih. Tapi tetap saja ada rasa mengiri bagi sebagian orang, terutama gadis mungil yang duduk dibangku pojok. Tak ada yang tahu apa yang sedang dihadapi gadis itu, wajahnya biasa saja.

Terdengar riuh kesenangan melihat kemesraan Karel dan Viona, damage keduanya memang gak ada tanding. Couple goals yang diidam-idamkan semua orang di muka bumi ini.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang