Chapter 19

1.3K 64 7
                                    

YANG GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!





















🌧️🌧️🌧️

Mata Binar mengedar tatkala dirinya berdiri diambang pintu kemudian menoleh sebentar ke halaman rumah yang tampak sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Binar mengedar tatkala dirinya berdiri diambang pintu kemudian menoleh sebentar ke halaman rumah yang tampak sepi.

Binar pulang selepas isa, sepulang dari caffe. Sophia mengajaknya jalan-jalan mengitari kawasan mall di daerah Jakarta pusat, awalnya ia menolak dan meminta diantar pulang aja karena hari beranjak malam.

Tapi apalah daya, ia tak bisa bertahan lama. Sophia memaksa dan akhirnya pasrah mengikuti kemauan Sophia.

Perlahan tapi pasti langkah Binar menuai mengikis jalan, tepat dari arah ruang keluarga, tubuh Binar langsung menegang saat suara seseorang menembus rungunya.

"Dari sekian banyak sikap yang gue gak suka dari elo, ini salah satunya,"

Binar terdiam, memunggungi sesosok Pria yang sepertinya sedang duduk anteng sambil main hp di sofa bergaya eropa tersebut.

"Udah sok polos, sok perduli, sok baik depan gue, namun... nyatanya..." Jeda Karel, melepas hpnya dan menaruhnya pada sisi duduknya.

"Elo perempuan gatel dan nakal" Sambungnya menekan kata gatel dan nakal.

"Terus apa?, Kamu cemburu?, Kesal karena aku gak dengar apa yang kamu bilang semalam?" Binar berbalik, membalas tatapan tajam bak elang mematikan milik Karel.

Sebaliknya, Pria yang duduk anteng itu tertawa remeh. Seperti menyesali apa yang diucapkan gadis di depannya ini, bodoh dan sok percaya diri... begitu yang Binar baca dari gerakan mata serta reaksi Karel.

Sejenak pandangan Karel beralih ke kakinya yang sedikit membengkak lepas itu matanya kembali fokus ke gadis di sana, cewek itu terlihat takut namun sok dibuat berani. Karel berdecih...

"Enggak... enggak sama sekali, gak usah berhayal tinggi. Ngarep banget gue cemburu ke elo"

"Terus apa maksud kamu nuduh aku yang bukan-bukan?"

"Gini-nih," Karel membuang muka, dongkol dengan sikap Binar.

"Lo lupa kedudukan baru lo sekarang? Hah?" Karel menatapnya nyalang, menantang dengan dagu terangkat. Tangan cowok itu mengudara dan menunjuk Binar dengan tajam.

"LO ITU CALON MENANTU KELUARGA SAMUDRA, CALON ISTRI GUE... TERUS KELAKUAN LO KAYAK GINI?,"

"lo gak malu dengan siapa lo hidup sekarang?," Sambung Karel menurunkan suara yang semula meninggi.

Terlihat rahang Karel mengeras, giginya bergemeletuk marah.

"Mikir, lo itu cewek, dan lo udah diiket keluarga gue, jangan malu-maluin keluarga gue"

"Jadi sekarang, pertunangan itu penting?" Sahut Binar, walaupun setelahnya ia akan merutuki diri karena berani membalas ucapan Karel, ia hanya tidak bisa dibikin bingung begini.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang