Chapter 40

3.2K 112 14
                                    


Hai hai, gue kembali.

Gimana kabar kalian?

Kangen Karel? Binar?
Zio? Kenzo? Nicki? Restu? Andre?
Sophia? Atau Rayhan?
Ayo list kalian. Sebut dong kalian suka karakter siapa di cerita ini?

Atau kalian suka Viona? Ara? Linsi? Dan Nacita? Pacarnya Restu😂

Niatnya gue, entar pas selesai Karel Binar di wttpd. Gue pen bikin kisah mereka atu2. Kek squel gitu wkwkwk.
Baru niat si. Belum juga jalan😂
Oke deh cukup.

Plis. Komen vote kalian. Itu membantu mood Saia!

🥀🥀🥀

Warning!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!

Chapter2 berikutnya bakal lebih menyesakkan.

Siapkan beberapa lembar tissue dekat kalian. Ingat!
Cerita ini sungguh mengiris hati.


🌧️
🌧️
🌧️

"Matamu cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Matamu cantik... Pelangi, Pangeran suka"

"Kamu mau? Nih..." Binar memegang kelopak matanya, lalu menempelkan empat jarinya ke mata tertutup Karel.

"Ih... mana?, gak ada" Rengek Karel setelah membuka mata. Binar menyengir lebar menampilkan deretan gigi susu-nya yang tersusun rapi.

"Tapi bo'ong" Binar terkekeh dengan suara khasnya, cempreng tapi asik.

Karel tersenyum pedih, ternyata... semua itu tersimpan sudah sangat lama diingatannya.

Terduduk sendiri di bangku pojok, suara ribut dan mondar-mandir orang-orang di ruang tindakan seakan lenyap, merasa sendiri dalam ramai.

Nicki, cowok itu terlihat kalem sedari tadi. Duduk bersandar memandang kosong ke arah pintu kaca yang menampilkan Binar diatas ranjang pesakitan, Dokter dan perawat di sana semakin menambah ke khawatirannya.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang