Woi, gue hadir!Semat-kan vote komentar kalian.
Itu membantu mood Saia hahaha.Btw, gimana kabar kalian? Sehat dong iya. Jangan sakit2.
Kangen mereka gak? Kangen lah iya gak mungkin enggak.
Oke cus, let's gooooo!!!
🥀
🥀
🥀Binar akhirnya sadar, lima hari pingsan bikin badannya mati rasa setelah terbangun, kaku dan sakit-sakit, mungkin efek tabrakan kemarin.
Syukur… keadaannya berangsur pulih, ia sekarang terduduk di atas kursi roda sambil merenung menatap langit sore yang tengah menampilkan semurat jingga manis di atas sana.
Memangku wajah pucatnya, Binar tersenyum tipis. Malam itu… ia seperti mendapat bom bunuh diri, saat itu, apa yang ada pada dirinya bagai gelombang dahsyat, melahap dan meluluhlantahkan semuanya.
Kepercayaan serta cintanya, hilang tanpa sisa.
“Pelangi…”
Deg…
Dadanya berdesir kaget, ia menoleh agak ragu.
Sesaat Binar menghela nafas lega, syukur… Ternyata itu Restu, bukannya Karel.
Dengan muka cemas serta mata sembabnya, tampaknya, kakak dadakannya itu habis nangis seharian, terlihat dari matanya yang membengkak dan memerah.
“Bang utu”
Binar tersenyum lebar, di belakang Restu ada dua orang lagi, siapa lagi kalau bukan Sophia dan Andre. Keduanya pun terlihat sama, Cemas.
“Bi…” Cicit Sophia menahan tangis, manik hitam gadis itu turun ke beberapa luka di badan Binar.
“Maaf, kita gak ada saat lo di sakiti Viona,” Sophia menangis sesegukan.
“mereka ngejebak kita, dan sialnya kita percaya aja dan berakhir kita di kunciin di gudang belakang” Jelas Sophia sangat jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...