Chapter 48

1.8K 74 0
                                    

Hai hai!

Update nih!

Gue suka banget lah ada yang vote terus komen. Kek dapat suntikan energi getoh wkwkwk.

Oke deh.

Sebelum mulai. Ingat vote atau gak komen. Pilih salah satu. Ingat!










Let'sss gooooo!!!










###

###

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###




Karena duniaku tidak selalu tentang kamu,
Melainkan satu warna harapan yang saat ini sedangku coba perjuangkan,
Siapa tau ... Disaat itu, aku berhasil membuat diriku ... kembali berdiri diatas kakiku sendiri.
_Binar Kianina Pelangi_















🥀🥀🥀

Dalam sekejab saja, lengan kiri Karel yang tertutup seragam putih berubah merah darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sekejab saja, lengan kiri Karel yang tertutup seragam putih berubah merah darah.

Memegang lengannya kuat, Karel berbalik dan menggamit tangan Binar, menyembunyikan gadis itu dibalik tubuhnya.

Binar terdiam kaku, matanya memerah menahan tangis, nafasnya tersengkal takut. Mungkin karena kelewat takut, Binar pun mengeratkan genggaman tangannya pada Karel, seperti menyuarakan isi hatinya supaya Karel berhati-hati menghadapi gadis didepannya.

"Enak iya, lo pada bermesraan diatas derita gue,"

Karel tersenyum kecil, sesekali maniknya melirik keadaan Binar yang ia rasa semakin takut, tangannya pun berkeringat karena Binar menggenggam kuat jemarinya.

Sekolah sudah sepi, muridnya sudah dari tadi pulang setelah mengurus beberapa kepentingan yang masih belum terselesaikan di beberapa guru mereka.

"Gue gak sakit, Karel ... gue gak sakit!," Lirih Viona, gadis itu adalah Viona, lelehan air mata terlihat dipelupuk netranya.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang