Chapter 24

1.4K 58 0
                                    

Hai semua!
Gue kembali lagi, hufffh... Dunia real life gue mang capek banget dan untungnya dunia halu gue ini mampu mengatasi kelelahan gue. Entah itu fisik maupun hati eakkk🤣

Semoga kalian bahagia iya! Entah itu bahagianya datang dari orang istimewa atau gak bahagia yang kalian ciptakan sendiri. Othor berdo'a kalian senantiasa dipertemukan orang2 baik. Kek othor misalnya🙂

Oke chapcus!

KITA LANJUTKAN KEHALUAN INI, HALU EMANG NIKMAT. APA YANG GAK DIDAPAT DIDUNIA NYATA BISA KALIAN DAPAT DIDUNIA OREN🤪🌧️

YANG GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!


🌧️
🌧️
🌧️

Bau petrichor tercium dari berbagai arah, hujan nampaknya sukses membasahi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau petrichor tercium dari berbagai arah, hujan nampaknya sukses membasahi bumi. Udara berubah sejuk dan menenangkan, tapi sayang... hal itu tak membuat sesosok gadis mungil itu terlihat tenang.

Pandangannya kosong, hatinya layu. Menatap arakan awan hitam yang masih menggumpal sedikit demi sedikit, rintikan kecil air hujan masih membersamai mereka.

Yapp... dirinya bersama Nicki didalam mobil, duduk dengan pintu mobil dibiarkan terbuka.

Hembusan lembut angin menggoyangkan anak-anak rambut Binar, terlihat berkilauan terkena tembakan sang mentari saat sejenak saja muncul dari peraduan lalu tertutup lagi oleh awan hitam.

Mendung masih bersama langit, menumpahkan setitik-titik air kehidupan seolah merasakan segelintir hati yang tengah bersedih.

Disaat dirinya sedang bergelut dengan sedih, tiba-tiba seseorang berdiri menjulang didepan pintu mobil, tepat didepan dirinya.

Btw Binar duduk disamping kemudi, tepat disebelah Nicki. jangan salah sangka... ia tak bermaksud lain, lagi pula tak ada yang aneh dari perasaannya ketika berdekatan dengan Nicki. Ia menganggap Nicki seperti biasa... just friend...

"Hujan, Nick... kamu ngapain berdiri di situ?" Lirih Binar, ia merasa malas aja berbicara hari ini. lidahnya terasa kelu, moodnya hancur.

Nicki tak beranjak pergi, mengabaikan omelan Binar malah Pria itu semakin menipiskan jaraknya. Rambut kecoklatannya terlihat mulai basah diterjang air hujan.

"Keluar" Titahnya.

Binar mendongak, memandangi tanpa minat wajah datar Nicki.

"Kamu gak lihat lagi ujan?, kecil gini tetap aja basah"

Binar tersentak kaget, Nicki meraih pergelangan tangannya dan memaksa dirinya keluar.

Binar pun tak bisa menghindar dari hujan, rambut lembut sedikit kecoklatannya ikut basah seperti Nicki.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang