Chapter 65 - hari ke 5

1K 36 7
                                    


Gimana hari kalian?
Semoga selalu menyenangkan iya.

Hai, gue othor. Gue kembali lagi nih. Cerita kemaren. Belum tamat nih wkwkwk.

Semoga gak bosenin iya.

Cussss kita lanjutttt!!!

Save komen dan vote!






###

"This year so many straggle ... But, remember Will be a rainbow after the rain"
###

🥀🥀🥀

Hari Ke - 5 (hitungan mundur)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Ke - 5 (hitungan mundur)

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan yang lumayan panjang, Karel dan Binar menepi sebentar di sebuah taman.

Motor Ninja Karel terparkir gagah setelah sang pemilik terlepas darinya.

Karel menggamit tangan Binar, menggenggam lembut gadis itu lalu membawanya bersamanya menuju kursi panjang berbahan kayu yang terlihat cukup tua tapi masih bisa untuk sekedar di duduki dua orang.

Belum ada yang berucap sama sekali jika bukan Binar-lah yang memulai.

"Karel lelah?" Binar langsung memusatkan pandangan, menelisik setiap inci wajah Karel yang memang saat itu mulai memucat. Bahkan bibir yang sebelumnya terlihat seperti merah muda, sekarang terlihat mulai memutih seperti tidak ada darah.

Karel meng-istirahat-kan punggungnya pada sandaran kursi, terdiam sejenak menatap sekumpulan anak kecil yang tengah bermain, pandangannya mulai mengabur, kepalanya mulai semakin sakit, lepas itu kedua mata dunia-nya beralih pada Binar.

Lihatlah, gadisnya mulai cemas, Karel pun menyambutnya dengan senyuman kecil terlihat tulus. Ia pun mengangguk, membenarkan kalau sekarang ia sedang tidak enak disekujur badan dan kepalanya.

Binar langsung mengelap beberapa bulir keringat di dahi dan pelipis Karel.

"Mau minum obat sekarang?"

Tidak tahu kenapa, rasanya ... tenaganya seakan terkuras hari ini, berucap sepatah katapun ia sedikit kesusahan. Alhasil, Karel hanya mengangguk saja diberangi genggaman tangannya yang Binar rasakan berkeringat dingin.

"Tunggu sebantar" Binar langsung bergegas pergi tanpa menunggu balasan dari Karel.

Karel melihat kepergian Binar ke sebuah toko roti terdekat disebelahnya.

Memandangi lama punggung sempit Binar yang tengah memilih roti untuk mereka berdua dan membungkusnya, dua air mineral Binar bawa sekaligus.

"Nih, makan dulu," Binar membukakan bungkus roti lalu menyuapkan-nya pada Karel.

"Sebelum minum obat, makan dulu" Tadi ia tidak sempat membawa bekal ataupun sebotol air minum. Alhasil mereka pergi tanpa membawa makanan.

Karel langsung menerima bantuan Binar, memakan perlahan roti tersebut.
Setelah beberapa gigitan, Karel berhenti.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang