Chapter 13

1.6K 62 5
                                    

GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!







🌧️

Sebelum kakinya melesat pergi, Binar menoleh ke Karel yang akan menancap gas motornya, ia tak tahu karel akan kemana lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum kakinya melesat pergi, Binar menoleh ke Karel yang akan menancap gas motornya, ia tak tahu karel akan kemana lagi. Setelah perkataannya yang sempat membuat Karel marah, cowok itu tak berkata apapun padanya selama sisa perjalanan mereka. Karel mendiaminya, sungguh... selama itu. Binar selalu merutuki kesalahannya.

"Aku gak makai uang Mama sama Daddy kamu, aku makai uangku sendiri dari tabungan Ayah aku. Jadi, kamu gak perlu cemas" Ucap Binar pada Karel yang ternyata tak jadi menjalankan motornya.

Cowok itu mematikan mesin motornya, Karel diam. Ini kesempatan Binar untuk meminta maaf kembali pada Karel.

"Maaf, aku gak bermaksud..."

"Gak bermaksud apa? Hah? Jelas-jelas kelakuan lo kek orang bener aja, padahal munafik"

Binar menghela nafas panjang, Sepertinya Karel masih tidak terima atas tuduhannya ke Viona tadi.

"aku cuma membela diri, Karel. Apa aku salah?"

"Jelas salah! Apa perkataan gue yang salah? Hah?," Jeda Karel sebentar, turun dari motor. Lalu bersandar bersedekap dada.

"Emang benerkan kelakuan lo seperti cewek penggoda di luar sana"

Mendengar itu, kedua tangan Binar terkepal dikedua sisi. Menahan diri agar tak lepas control lalu menangis di depan Karel, cukup tadi saja ia terlihat lemah.

"Aku tau kamu sangat mencintai Viona, tapi bukan berarti omonganmu menjatuhkan orang lain. aku juga punya harga diri"

"Berapa harga lo?"

"KARELLLL!!!"

Kinan berteriak lantang di ambang pintu utama, Karel berdesis kesal melihat Kinan yang akan menghampirinya. Ia tak mau mendengar ceramah membosankan dari Kinan, Karel berbalik menaiki motor dan berlalu seraya menggeber beberapa kali motornya. Pria labil itu sungguh keterlaluan.

Kinan memeluk tubuh Binar yang mulai bergetar menahan tangis, mata Kinan berubah sendu saat tangannya menyelipkan beberapa anak rambut Binar kebelakang telinganya disela wajah tertunduk Binar.

"Maafin Kakak, Kakak gak berhasil membuat Karel jadi Pria baik buat kamu"

Binar menggeleng, wajah sedihnya sedikit ia uraikan dan ia sematkan sebaris senyuman buat Kinan pertanda jika ia tak apa-apa.

"Binar gakpapa kok Kak, tadi cuma lagi badmood aja. Jadinya apa yang dikatakan orang selalu salah dipendengaran Binar hehehe, mungkin menjelang periode jadi begini" Bohong, semua yang ia katakan bohong melainkan ingin menjaga perasaan Kinan.

Ia tak enak selalu melibatkan Kinan dipermasalahannya dan Karel.

Kinan memeluknya sekali lagi, "Apapun yang dikatakan Karel, Kakak sangat minta tolong padamu sayang. Jangan dimasuki ke hati, iya?" Pinta Kinan diangguki pelan oleh Binar.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang