Chapter 5

2.1K 90 2
                                    

attention!

GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!

GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Braaakkk...

Bruukkkk...

Suara benturan keras yang menghantam tembok menguar di seisi ruangan yang begitu banyak kertas bekas dan benda-benda yang sudah tidak terpakai, darah segar mengalir dipelipis seorang gadis yang tengah merintih menahan pening dan sakit.

“Balasan karena bikin pacar gue emosi kemaren”

Sreett!

Brukk

Rambutnya ditarik paksa dan dijedukkan ke tembok, “Balasan Karena lo sok kegatelan digendong Nicki kemaren” Ucap Ara mengintimidasi.

Sedang Linsi hanya menatap kedua temannya itu dengan seringaian tak lupa tatapan angkuh dan sombongnya.

“Anak baru sok mau jadi belagu” Ucap Linsi dengan bersedekap dada, ia menikmati permainan sadis yang dibikin Viona dan Ara. Candu, sangat menyenangkan buat ditonton sambil makan Popcorn.

Jika di sekolah ini ada Rajanya tentu sang Ratu juga ada dan ketiga orang ini adalah Ratunya, hak istimewa itu diberi secara khusus oleh Karel ketika mereka baru menginjakkan kaki di sekolah itu. Apapun yang dikatakan ketiganya harus diikuti seluruh penghuni sekolah terutama bagian cewek, ibarat mereka sedang mendirikan sebuah kelompok antara klan cowok dan cewek dan tentunya berada dinaungan Karel dan Viona.

Berani dilanggar maka akan dapat ganjaran seperti yang sedang dialami Binar saat ini.

Iyaa... nampaknya Dewi Fortuna kembali tak memihaknya lantas Binar pasrah saja dengan keadaannya saat ini, sekarang giliran Linsi yang ambil alih permainan. Gadis licik ini menatap jijik pada Binar, tangannya meraup dagu Binar secara kasar hingga terasa kuku-kuku panjang Linsi menancap ke dalam kulit melukai sekitar dagu serta rahang Binar.

Gadis malang itu menangis tertahan merasakan sakit, keadaan Binar memprihatinkan. Tak ada yang bisa menolongnya karena Viona dkk membawanya ke gudang penyimpanan barang yang sudah dibiarkan terbengkalai oleh pihak sekolah, sudah tidak layak pakai.

“Eh... gadis sialan” Kata Linsi kecil namun sangat mengintimidasi.

“Gue lihat-lihat keberadaan lo disini sepertinya mau nyaingin gue dan yang lainnya”

Binar tersentak ketika Linsi meludahi wajahnya, Binar tak bisa apa-apa. Ia tak sekuat itu untuk membela diri pasti kebenaran terhapus oleh kebohongan, Binar lelah membela diri dan akhirnya tak ada yang percaya padanya.

Tak ada sahutan dari mangsanya membuat Viona geram dan...

Byurrr

Viona mengguyurnya dengan air bekas pel bibi penjaga sekolah tadi pagi, Binar menunduk dalam ketika tubuhnya terasa perih dan menyakitkan. Rasanya seperti air itu menyerap masuk kedalam luka-lukanya, iyaa… Luka itu ia dapati dari ulah tiga gadis itu yang dengan tega menyilet kulitnya menggunakan cuter dibeberapa titik tertentu.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang