Hai, i'm back to this storry!
Gimana kabar kalian?
Kalian sehatkan? Sehat dong iya jangan sakit-sakit!Karena cerita ini berstatus on going jadi aku sebisa mungkin luangin waktu buat up sehari sekali atau kalau gak sempet tiga hari sekali.
Ternyata ngebagi waktu luang dengan real life susah banget🤧
Pulang kerja niatnya mau update eh malah kecapekan atau gak ketiduran.
Sudah ah, ngeluh Mulu. Gak boleh. Nikmati aja hidup ini hehe.
Enjoy your day!
YANG...
GAK VOTE, KOMEN, FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!
🌹
Nicki menepati ajakannya, sekarang. Binar dan cowok itu tengah berada di warung sate pinggir jalan, tidak jauh dari perumahan mereka. Pasti kalian bingung, kok ada orang jualan sate di pagi hari. Bukannya malam iya?
Oh... kalian salah besar, sate di kawasan perumahan elit ini selalu buka pagi-pagi buta. Jadi, bagi bos-bos besar di area ini bisa merasakan nikmatnya sate sebelum berangkat kerja, maklumlah. Mereka tipe kerja lembur bagai kuda, pulang tengah malam langsung ketemu kasur.
Namun berbeda dengan Binar, gadis itu tak henti menatap bingung pada Nicki. Ada iya orang kaya suka makan di pinggir jalan begini? Begitulah kira-kira pertanyaan Binar dikepalanya sekarang.
"Kenapa?," Tanya Nicki saat cowok itu menyadari tatapan Binar yang tengah memandangi wajah sampingnya.
Binar terkesiap, secepat kilat ia meluruskan pandangan seperti yang Nicki lakukan sedari tadi.
"Tanya aja" Lanjut Nicki tahu akan rasa penasaran Binar.
Merasa ada lampu hijau dari Nicki, Binar pun menerimanya dengan senang hati. Biasalah, warga +62 banyak keponya.
"Kamu gak jijik makan di sini?" Tanya Binar tanpa menatap Nicki.
"Kenapa harus ada kata jijik?" Tanya Nicki balik padanya.
Tentu, Binar sedikit gelagapan. Ia yang nanya kenapa malah ditanya lagi.
Alhasil ia hanya diam, disaat keterdiamannya. Ia mendengar Nicki terkekeh kecil, Binar pun menoleh dan langsung saja mata keduanya menyatu tanpa mereka sadari.
Cukup lama keduanya terdiam sampai suara khas Nicki melumerkan tatapan Binar, cewek itu mati kutu tatkala ia kedapatan menatap balik mata coklat terang milik Nicki.
Dengan wajah sok terlihat tenang Binar memandang lurus ke depan, untung jantungnya tak seberdebar ketika ia bersama Karel. Tapi jujur ini cukup membuatnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Roman pour Adolescents{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...