Hai ... Gue kembali. Masih dikisah klasik yang sama. Tentang dua hati yang harus terpaksa dipisahkan semesta🤧
Oke! Cussh!
Gue suka kalau kalian lebih menghargai karya ini. Vote komen, jujur. Itu membantu mood Saia.
Met malmingan ... Moga gak ngebosenin malam kalian wkwkwk.
Gue up karena nginget Masi ada beberapa orang yang beradab. Tau cara menghargai cerita ini.
###
###
🥀🥀🥀
"Alhamdulillah" Kenzo berjalan ke arah sofa, sambil beberapa kali menaikkan sarung kotak-kotaknya yang melorot, ia baru saja selesai shalat isya.
Sekarang, mereka semua lagi dirumah Zio, orangtua si cowok imut itu mengundang mereka buat makan bersama. Bukannya ikut makan bersama, mereka memilih mendekam dikamar Zio menunggu si pemilik kamar datang sambil membawa beberapa kue rumahan yang sedari tadi hanya baunya saja yang mereka cium selagi lewat menuju kamar Zio.
"Sarung turunin dikit, adek lo kelihatan" Ujar Nicki tidak menoleh, asik membaca beberapa artikel tentang astronomi dilayar hpnya.
Kenzo yang tidak sadar menggulung sarungnya sampai sependek sepertiga paha pun hanya bisa nyengir kuda, untung ia pakai CD, kalau enggak? gimana jadinya si joni yang kelihatan.
Kenzo pun menurunkan sarungnya dan menghempaskan tubuhnya didekat Nicki yang terlihat anteng-anteng saja.
Bertepatan, Zio pun masuk kamar sambil menenteng beberapa keranjang roti serta minuman yang ia bawa sendiri agak kesusahan. Kenzo yang berhati kapas pun berdiri, berinisiatif membantu Zio. Melihat gerak-gerik Zio, Kenzo pun bertanya dengan alis terangkat heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Terlambat
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Karel, kamu sudah makan? "Peduli banget gue udah makan apa enggak," "Eh ... Dengar iya ... Lo di sini bukan berarti lo bebas mau tau tentang gue" "Kamu harus makan," "Kata mama, maag kamu tidak boleh kambuh lagi" "Mau...