Chapter 7

1.7K 82 7
                                    

AlhamdulillahAku kembali lagi🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alhamdulillah
Aku kembali lagi🤧

Sehari Hiatus berasa sebulan hihi.

Kalian tetap sehat iya sehat! Jangan sakit-sakit!

Baiklah kita mulai.

Yang.....

GAK VOTE, KOMEN FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!

Let's go.. go.. gooo...

"Assalamu'alaikum, Binar pulang, Bibi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum, Binar pulang, Bibi"

Binar berjalan pelan menuju ruang tamu, gadis itu mencoba berjalan sebiasa mungkin. Ternyata pergelangan kakinya cukup sakit buat diajak berjalan.

Binar baru saja pulang, diantar Sophia. Mulanya Restu yang akan mengantarnya, namun Binar menolak dan lebih baik ia diantar Sophia dulu untuk saat ini. Mana sudah cukup malam, ia takut tetangganya berpikiran yang tidak-tidak.

"Wa'alaikumssalam, Non" Jawab Bi Irah, sembari keluar dari arah dapur menuju Binar.

"Loh, Non. Kakinya kenapa?" Tanya Bi Irah setelah melihat cara berjalan Binar.

Binar pun tersenyum manis, lalu menggeleng. Untungnya juga, sebelum pulang. Binar menyempatkan diri minta bantuan pada Sophia untuk menyamarkan bekas luka diwajahnya dengan polesan make up milik Sophia, tangan kreatif Sophia boleh juga. Wajah memarnya tersembunyi dibalik polesan itu.

"Aku gak papa Bibi, tadi aku habis bantu anak kucing di atas pohon, kucingnya gak bisa turun. Terus kaki aku salah injak dahan pohon, jatuh. Jadinya pergelangannya sedikit sakit" Ucap Binar sedikit gugup, ini pertamakali untuk Binar berbohong.

Ia tidak mau buat orang kerepotan karena dirinya, maafin Binar Tuhan. Binar berbohong.

"Bibi kompresin, mau?" Tawar Bibi masih dengan raut khawatirnya.

Binar menggeleng lagi lalu tersenyum menanggapi si Bibi, "Aku udah mendingan Bi, aku ke kamar dulu iya" Izin Binar lebih dulu dan ditanggapi anggukan oleh Bibi walau raut khawatir Bibi masih saja menghiasi, mengikuti langkah Binar yang semakin menjauh.

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang