30. Syarat

2.1K 150 4
                                    

Wanita itu seharusnya dijaga, bukan dirusak.

—Nadia Gumintang

Huft, capek nggak ngikutin cerita ini?

Kalau kalian bilang sedih mulu nggak ada bahagianya, sabar ... semua butuh proses dan ada tahapannya.

Semua akan indah pada waktunya kok, guys !!!!

Happy Reading:)

Sejak kejadian tak di inginkan itu terjadi, Nadia sangat bersusah payah untuk menghindar dari Risky. Setiap kali ia melihat laki-laki itu, sebisanya ia akan memilih jalan lain, atau pun dengan berbalik arah. Untuk saat ini Nadia tak siap melihat wajah seseorang yang sudah merenggut kesuciannya. Ada rasa benci yang berdesir kuat dihatinya, dan Nadia tak bisa semudah itu untuk memaafkan kesalahan Risky.

Nadia duduk di sebuah bangku halte menemani Suci untuk mendapatkan angkutan umum. Awalnya Nadia sudah menawarkan tumpangan agar Suci pulang bersamanya. Namun, gadis itu menolaknya—dengan alasan takut merepotkan. Apalagi, jalan ke rumahnya berbeda arah kala sudah sampai di pertigaan. Maka tak ada pilihan lain, selain Nadia mengiyakan dengan syarat ingin menemani Suci sampai angkutan umum itu tiba.

“Nadia!” Seruan dari seberang jalan membuat Nadia mendongak menatap lurus. Terlihat Risky yang turun dari mobilnya dan berusaha menyeberang jalan untuk menghampirinya.

“Lo mau ngapain, sih, ke sini?! Pergi!” bentak Nadia sangat kesal.

“Gue mau ngomong, penting,” mohon Risky dengan sangat.

Nadia melirik Suci sekilas. Ia memainkan jari jemarinya sangat kalut. Satu sisi Nadia tak ingin bertemu dengan Risky. Satu sisi lagi ia tak ingin jika Risky akan membicarakan perihal kemarin, apalagi sampai diketahui oleh Suci.

“Ci, bentar, ya,” ucap Nadia, dan diangguki oleh Suci.

Riski menarik Nadia untuk menyeberang jalan, dan memasuki mobilnya. Suci hanya bisa menatap mobil itu dari halte dengan hati yang sangat penasaran. Akhir-akhir ini sikap Nadia dan Risky terlihat aneh. Seperti dua insan yang memiliki hubungan special.

“Lo mau ngomong apa lagi, sih?! Gue itu muak sama lo!” bentak Nadia saat di dalam mobil.

“Yakin, lo muak sama gue?” Risky menatap Nadia sangat lekat.

“Ya, gue muak sama lo! Gue benci sama lo, Risky! Itu sebabnya gue nghindar dari lo. Dan gue mau kita putus!” tegas Nadia, telak.

Risky tersenyum miring. Menatap Nadia seperti meremehkan. “Ya, gue sih, nggak maksa kalau lo mau putus. Tapi, lo harus inget, kalau gue adalah orang yang udah ngambil keperawanan lo.” Nadia menelan salivanya kalut. Matanya memanas dan sudah berkaca-kaca. “Tak hanya itu, gue juga punya video panas kita saat di ranjang.”

Deg!

Tubuh Nadia seketika menegang. Aliran darahnya berdesir sangat hebat, bahkan keringat dingin sudah bercucuran di pelipis Nadia. Gadis itu benar-benar terkejut, ia tak menyangka bahwa Risky bisa melakukan hal gila seperti itu. Terlebih video itu bisa menghancurkan kehidupan Nadia kapan pun jika video itu tersebar. Nadia benar-benar sangat frustrasi, ia tak harus melakukan apa sekarang. Risky benar-benar menghancurkan hidupnya.

“Lo gila, Ky! Gue minta hapus video itu sekarang!”

Risky menggeleng pelan, sembari memperlihatkan video itu di depan Nadia. Membuat air mata gadis itu seketika menetes perlahan menyusuri pipinya. “Lihat, masa video bagus kayak gini di hapus gitu aja, sih.”

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang