35. Pergi

3.6K 212 28
                                    

"Aku pamit dalam kisah kita yang belum usai. Menantikan kebahagian di atas tanah yang gersang, sangat mustahil untuk didapatkan di saat kemarau panjang. Begitu pula dengan cintaku.
Semoga kamu bahagia dalam perjalanan cinta selanjutnya. Temukan dia yang akan menjadi penggantiku."

-Nadia Gumintang-

Hallo ... Mana nih yang minta next cepat!

Awas, ya, kalau pada protes sama chapter yang sekarang. Tak aku hih!

Btw, makasih kalian yang udah selalu support aku. Kalian bahkan tidak memandang viewers ceritaku yang sedikit.

Sayang kalian banyak-banyak pokoknya 🤗

Terus dukung Mak agar terus berkarya, ya. Jangan lupa follow akun Mak dulu Mamake_Nyong

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar di setiap paragraf. Jujur, komentar kalian yang bikin Mak semangat buat update:)

Happy Reading 🤗

Sediakan tisu sebanyak-banyaknya. Juga putarkan lagu melow agar lebih ngefeel membaca part ini.

¯\_(⊙_ʖ⊙)_/¯

Seorang siswi ditemukan tak bernyawa di sebuah taman dengan kondisi luka sayatan ditangannya. Korban pertama kali ditemukan oleh seorang sepasang kekasih yang tengah rehat sejenak dalam perjalanannya. Membuat saksi mata itu langsung segera menelepon pihak kepolisian untuk mengidentifikasi korban. Hingga beberapa tim pihak kepolisian langsung memasang garis polisi dan segera mengevakuasi korban secepat mungkin.

Tim ambulans pun segera membawa jenazah korban untuk segera dilarikan ke rumah sakit Tamrin Jakarta. Sementara pihak polisi yang lainnya, mencoba mengumpulkan beberapa bukti yang sudah korban tinggalkan Seperti tas, handphone, buku, juga mobil yang kemungkinan milik korban yang dibiarkan terparkir tak jauh dari tempat.

Korban yang masih memakai seragam sekolah pun, membuat polisi mudah menemukan identitasnya. Apalagi di dalam tasnya terdapat sebuah kartu pelajar bernama Nadia Gumintang, siswi SMA Exa School. Segera, polisi itu langsung melakukan tindak lanjutan dan memberitahu kabar ini pada pihak keluarga.

Tak perlu waktu lama, kasus itu langsung menyebar di sebuah media sosial. Karena beberapa warga yang melihatnya mencoba memotret diri korban saat itu. Suci yang melihat berita itu pun tak bisa menahan syoknya. Ponsel milik Rasya yang Suci genggam pun harus terjatuh begitu saja ke lantai. Ya, Rasya yang memberitahukan kabar aksi bunuh diri itu kepada Suci.

Suci memegang dadanya yang terasa sesak. Air matanya tak bisa ia kendalikan lagi, bahkan satu tangannya mencoba memegang tembok untuk menjadi pegangan. Rasya dan Gilang pun segera menahan tubuh Suci agar tidak terjatuh.

"Astaga, Ci, asma lo!" panik Anggun. Ia langsung meraba seragam milik Suci, dan menemukan inhaler yang berada di saku seragamnya. "Ci, hirup dulu. Tarik nafas pelan-pelan," saran Anggun.

Suci menghirup inhaler itu dalam-dalam. Setelah napasnya kembali normal, seketika tubuhnya ambruk begitu saja saat mengingat berita itu.

"Enggak, nggak mungkin. Enggak mungkin Nadia bunuh diri. I-itu pasti beritanya nggak bener," cicit Suci dengana bibir yang bergetar.

"Ci, lo tenang dulu. Untuk memastikannya, lebih baik kita segera ke rumah sakit sekarang. Harapan lo, sama harapan gue sama, Ci. Gue berharap kalau berita itu bohong," omong Risky dengan mata yang sudah memerah menahan tangisnya agar tidak keluar.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang