43. Penjelasan Risky

2.4K 179 5
                                    

Hallo, guys!!!

Ada yang kangen sama cerita Lonely?

Huft, berapa minggu, ya, cerita ini kena ghosting? Pokonya cukup lama.

Maafkan Mak, karena udah lalai melakukan tugasnya.

Sumpah, demi apa pun kemarin-kemarin Mak kena Writerblock. Jadi Mak baru bisa update hari ini, itu juga penuh perjuangan melawan kemalasan dan otak yang buntu.

Oke, kita lanjut lagi perjalanan hidupnya Suci, okey.

Jangan lupa vote dan komentar di setiap paragraf ❤️

Happy Reading semua;)

( ꈍᴗꈍ)

Raut kepanikan terlihat jelas di masing-masing wajah mereka. Langkahnya yang lebar dan tergesa-gesa mengantarkannya pada salah satu ruang rawat milik seorang gadis yang beberapa hari ini hilang tanpa kabar. Dibukanya perlahan pintu itu, memperlihatkan seorang gadis yang tengah tertidur di atas ranjang pesakitan dan ditemani oleh laki-laki yang tengah duduk memperhatikannya.

“Suci ....”

Gilang menoleh cukup terkejut melihat kedatangan mereka. Meski tidak dapat dipungkiri, Gilang sendiri sudah tahu kalau mereka akan ke sini untuk mencari keberadaan Suci setelah dirinya bertemu dengan Risky di pemakaman.

Restu mengambil alih posisi Gilang untuk mendekat pada kekasihnya. Gilang yang mengerti pun akhirnya memundur memberikan ruang untuk Restu. Gadis itu masih setia dengan tidurnya yang tenang, membuat Restu tak tahan untuk tidak mengusap pipi gadis yang sangat ia cintai itu.

Suci mengerjap pelan saat tidurnya merasa terganggu. Ia merasa terkejut saat pertama kali ia membuka mata, di mana ia melihat wajah kekasihnya yang begitu dekat. Suci mencoba mengucek matanya untuk memastikan kalau ini bukan mimpi, namun ia harus di sadarkan oleh satu kecupan manis yang mendarat di keningnya.

“Kak Estu ....”

“Kak Estu di sini, Uci,” balas Restu tersenyum manis. “Mana yang sakitnya, Sayang? Mau Kak Estu sembuhin? Bilang ke Kak Estu, mana yang sakit?”

Suci menggeleng pelan. “Uci nggak sakit kok, Kak. Uci baik-baik aja.”

Mata Restu memerah. Ia ingin sekali meneteskan air matanya saat Suci menjawab ucapannya penuh kebohongan. Restu sangat tahu, kalau kondisi Suci pasti tidak baik-baik saja. Apalagi melihat tubuhnya yang mulai kurus dan lemah.

“Ci, sebenernya lo sakit apa? Apa yang sebenernya terjadi sama lo?” Pertanyaan dari Anggun membuat Suci tersadar kalau ternyata bukan hanya ada kekasihnya di sini. Melainkan ada Anggun dan ... Risky?

“Ngapin Kak Risky di sini? Pergi dari sini, Kak! Suci nggak mau lihat pembunuh ada di sini! Pergi!” Suci meraung frustrasi.

“Ci, lo kenapa? Kenapa lo bilang Risky pembunuh? Apa yang terjadi, Ci?” tanya Anggun mulai panik. Sementara Risky, ia hanya terdiam.

“Dia yang buat sahabat aku meninggal! Kak Risky pembunuh! Kak Risky udah renggut satu-satunya harapan Suci!” Suci semakin tak bisa dikendalikan. Segera mungkin Restu langsung menenangkan kekasihnya dengan memeluknya sangat erat. “Pergi! Pergi dari sini! Yang seharusnya mati itu Kak Risky, bukan Nadia!”

Leonard yang geram sekaligus bingung, sontak langsung menarik Risky keluar dari ruang rawat Suci. Pun diikuti oleh Anggun, Rasya, juga Gilang. Mereka ingin mendengarkan penjelasan apa yang akan Risky sampaikan. Berbeda dengan Rasya yang sudah mengetahui hal ini sejak lama.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang