33. Video Panas

2.5K 157 13
                                    

Semua orang akan menghakimi apa yang mereka lihat, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. ”

Nadia Gumintang

Harap siapkan mental untuk membaca part kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap siapkan mental untuk membaca part kali ini.

Sebelum itu silakan tinggalkan vote terlebih dahulu, dan komentar di setiap paragraf.

Sudah siap?

Let's go!!!!

ƪ(‾.‾“)┐

Rumah besar itu tampak sepi, hanya ada seorang gadis cantik bertubuh mungil yang terduduk sambil menelungkupkan wajahnya di sebuah meja bundar berbahan kayu yang ada di teras rumah. Seseorang yang baru saja memasuki halaman rumahnya sudah mampu menangkup sosok gadis itu yang terlihat tak bergeming. Ia turun dari motornya segera, lalu menyentuh bahu gadis itu dengan pelan. Sontak, gadis itu langsung duduk tegap seraya mendongak menatap laki-laki yang ada di hadapannya sekarang.

Risky terenyak saat melihat mata Nadia yang sembab, apalagi jejak air matanya masih membekas di pipi mulus itu. Risky sangat tidak menyukai jika Nadia menangis. Apa pun sebabnya, Risky tidak suka. Risky lebih menyukai Nadia yang galak juga ceria.

“Nad, lo kenapa?” Tangan Risky mencoba menyentuh wajah gadis itu. Namun dengan spontan langsung ditepis dengan kasar oleh Nadia. “Lo kenapa, sih, hah?! Bilang sama gue, kenapa?!”

Nadia tersenyum miris. Satu denting air matanya kembali menetes. “Lo nanya gue kenapa? Seharusnya gue yang tanya, lo kenapa?! Kenapa lo tega mempermainkan gue, Ky?! Kenapa?!”

“Gue mempermainkan lo apa, sih? Lo jangan mulai, ya. Gue enggak mau ribut sama lo. Lebih baik sekarang kita masuk ke dalam.” Risky meraih tangan mungil gadis itu. Dan lagi-lagi tangan itu harus Nadia empaskan.

“Enggak, gue nggak mau! Sebelum itu lo harus jelasin sama gue, cewek itu siapa, Ky?! Siapa yang udah angkat telepon gue tadi?!” Nadia tampak frustrasi. “Gue udah ikutin semua keinginan lo, sampe gue rela jadi budak sex lo, Ky, tapi kenapa lo masih tega mempermainkan gue? Kenapa lo main belakang dari gue? Gue ini salah apa, sih, sama lo?”

“Nadia, cukup!”

Plak!

Risky dengan emosi yang tak tertahan itu menampar pipi mulus Nadia sampai meninggalkan bekas kemerahan. Laki-laki itu menatap nanar tangan kekarnya. Berbeda dengan Nadia yang hanya meraba pipinya dengan air mata yang semakin membanjiri pipinya.

“Arghh ... bisa nggak, sih, lo jangan buat gue emosi, Nadia?!” Risky mengacak rambutnya frustrasi. Ia menarik tubuh kekasihnya ke dalam dekapan. Meski beberapa kali Nadia memberontak dengan memukul dada bidang itu. “Gue sayang sama lo, Nad. Gue enggak main belakang dari lo. Percaya sama gue.”

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang