14. Luna & Leonard

2.2K 197 10
                                    

"Kesetian itu omong kosong. Ia akan berpaling, jika sudah menemukan seseorang yang lebih sempurna."

-Restu Rafisqy Fathaan-

Hi, apa kabar? Maaf jika updatenya telat.

Akan di usahakan update secepatnya, ya:)

Sebelum lanjut, lebih baik vote terlebih dahulu. Jangan sampe kelewatan:)

Are you ready????

(つ✧ω✧)つ

Hari ini Suci sama sekali belum bertemu dengan Leonard. Kesibukannya yang padat sebagai ketua OSIS, membuat Suci harus ekstra mengurus hal-hal yang kini sedang ia garap dengan beberapa anggota OSIS yang lain, karena akan melakukan salah satu even di sekolah.

Waktu yang Suci pergunakan pun, tak bisa ia luangkan untuk menemani Nadia saat jam istirahat. Ia hanya bertemu dengan Nadia ketika jam pelajaran berlangsung saja. Seperti saat ini, Suci dan anggota yang lainnya masih membahas perencanaan even yang akan di buat.

Suci memberikan masukan dan arah yang sangat begitu tertata dengan bahasanya yang elegan. Aura ketuanya begitu sangat memancar di wajah cantiknya. Tak salah, jika orang-orang memilih Suci sebagai ketua OSIS.

"Oke, gimana? Apa kurang jelas? Dan ada masukan yang lain?" tanya Suci.

"Gue rasa cukup, ya. Sebelumnya kita juga pernah bahas soal ini. Kita hanya tinggal cari sponsor untuk dukungan even kita. Dan soal rangkaian acara juga sudah kita bahas hari ini," tutur Gilang, wakil ketua OSIS.

"Okey, gue tinggal meminta persetujuan sama pihak sekolah dulu. Kalau di acc, kita jadi mengadakan even sekolah ini. Dan hari ulang tahun sekolah pasti akan meriah. Gue berani jamin," ujar Suci penuh semangat. "Kalau gitu, diskusi kita selesai sampai di sini. Makasih buat kalian yang sudah memberikan masukan. Kita akan lanjut lagi nanti," lanjutnya.

"Baik, semoga kinerja kita berjalan dengan lancar."

Satu persatu dari mereka meninggalkan ruangan OSIS. Kini, hanya Suci dan Gilang yang masih berada di sana dengan merapikan beberapa proposal yang sudah mereka dan anggota lain buat.

"Ci, masih ada waktu. Kita minta acc-nya sekarang aja, ya. Biar besok kita diskusiin lagi kelanjutannya seperti apa," ajak Gilang, dan disetujui oleh Suci.

Keduanya kini menuju ruang kepala sekolah dengan membawa satu proposal yang sudah mereka buat. Saat keduanya berbelok ke lorong kanan, Suci tak sengaja melihat kekasihnya yang tengah memainkan bola orange di tangannya. Tubuh Suci seketika menegang, ia ingin menyapa, namun takut akan sikap dari Leonard.

Mata Leonard menyorot tajam. Ia melemparkan bola orange itu ke arah Gilang, membuat Gilang dengan sigap menangkap bola tersebut. Leonard berjalan mendekati wakil OSIS itu, ia menarik seragam Gilang begitu kuat.

"Lo ngapain deket-deket sama cewek gue, hah?!"

Gilang mendorong tubuh Leonard agar menyingkir. "Lo apa-apaan, sih?! Posesif banget jadi cowok. Gue sama Suci itu cuma ada urusan, itu aja."

"Bener apa kata Gilang, Kak. Aku sama Gilang Cuma mau ke ruang kepala sekolah, ada keperluan. Enggak lebih," seloroh Suci membenarkan.

"Ikut gue sekarang!" Suci di tarik paksa oleh Leonard. Membuat ia tak ada pilihan lain.

Risky menepuk bahu Gilang beberapa kali. "Jangan coba-coba deketin miliknya si Leo. Kalau lo masih pengen hidup."

"Shit!" gumam Gilang.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang