Annyeonghaseyo!
Jumpa lagi sama Mak, yang satu minggu lebih ini menghilang:v
Okey, cukup sekali ini saja Mak kehilangan semangat nulis dan hampir tidak melanjutkan cerita ini;')
Sekarang, Mak butuh dukungan kalian untuk menuntaskan cerita ini sampai tamat:)
Yok, semangattt!!!!
¯\_( ͠° ͟ʖ °͠ )_/¯
Jarum jam terus berjalan detik demi detik memutari angka. Risky dan Rasya masih tak bergeming di depan sebuah rumah yang terbilang cukup besar. Pikiran keduanya sama-sama larut memikirkan sesuatu tentang; langkah apa yang harus ia mulai terlebih dulu? Rencana awalan yang diberikan Risky sebelumnya sangat tidak estetik. Masa iya, seorang Muhammad Teuku Rasya harus menjadi salah satu komplotan maling? Yang benar saja. Mana ada maling tampan seperti ini?
“Ayok, tunggu apa lagi? Mumpung para tetangga udah pada tidur. Gue juga bisa memastikan, kalau tuh cewek udah bojel yang posisi nyungseb.”
“Bojel apaan?” tanya Rasya polos.
“Bobok jelek, hihihi,” balas Risky terkekeh geli, yang langsung spontan mendapatkan pukulan dari temannya. “Udah, nih, lebih baik lo pake topengnya, biar muka lo nggak ketahuan.” Risky memberikan sebuah topeng Spiderman kepada Rasya.
Rasya menganga lebar. “Kita itu mau cosplay jadi maling, bukan jadi Spiderman, bego!”
“Enggak usah protes, udah pake aja. Atau lo mau tukeran sama gue? Gue pake topeng Man Ray and Barnacle Boy. Sekalian kita rampok Krusty krab.” Risky terkekeh pelan. Bisa-bisanya ia masih bisa bergurau di situasi seperti ini. Padahal, jika misi ini terungkap, laki-laki itu pasti akan langsung di seret ke penjara.
“Cih, ogah! Ayo, kita manjat gerbang sekarang. Setelah itu kita manjat balkon. Gue yakin, tuh cewek kamarnya di atas,” ajak Rasya yang diangguki oleh Risky.
Kedua laki-laki itu menyelinap masuk dengan memanjat gerbang yang menjulang tinggi. Beruntung, keadaan yang sudah menunjukkan pukul satu malam, membuat satpam yang berjaga di pos itu lengah dengan tidur kantuknya.
Keahlian panjat-memanjat mereka tidak dapat diragukan kembali. Mereka sangat lihai dan berbakat, sampai dengan mudahnya mereka melewati gerbang juga menaiki balkon dengan cekatan. Ternyata ilmu membolos sekolahnya berguna juga.
Setelah sampai di atas balkon sebuah kamar, Risky langsung mengambil obeng yang di salipkan di celananya. Ia mencungkil salah satu jendela di sana dengan hati-hati. Yaps, jendela itu berhasil Risky bobol.
Keadaan kamar itu cukup remang, hanya ada cahaya dari balik lampu tidur yang berada di atas nakas. Kedua laki-laki itu mengendap dengan hati-hati tanpa berisik, dan mencari sesuatu yang mereka butuh, kan. Dilihatnya di atas ranjang, seorang gadis tengah tertidur dengan lelapnya tanpa merasa terganggu sedikit pun. Jika kalian bertanya-tanya Risky dan Rasya ada di kamar siapa? Tentunya mereka sedang berada di kamar milik Megi. Salah satu tersangka yang mereka curigai setelah Farah.
“Yes, akhirnya ketemu juga,” cicit Risky sangat pelan. Ia mengambil sebuah laptop yang berada di atas meja belajar. Kebetulan sekali, di laptop itu ada sebuah flash disk yang masih terpasang.
“Ky, gue nemuin ini.” Rasya mengacungkan sebuah Bra berwarna merah menyala kepada Risky. “Lumayan, Ky, buat si Anggun,” cicitnya dengan terkekeh.
“Bangsat! Taro lagi sialan!”
Akibat keributan itu, membuat tidur Megy merasa terganggu. Ia melenguh, membuka matanya secara perlahan. Betapa terkejutnya, ia menemukan dua orang yang tak dikenal ada di kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Ficção Adolescente[Harap follow sebelum membaca] "Sunyi itu tidak buruk. Hanya saja terlalu sepi." By : Mamake_Nyong. Ini tentang gadis bernama Suci Amara Ayesha. Gadis kesepian, yang terpaksa hidup diantara keramaian di tengah-tengah keluarga bahagia. Sayangnya, Suc...