34. Dropout Of School

2.3K 167 30
                                    

Hi, sebelum membaca di harapkan untuk berlapang dada, juga sediakan tisu kembali, ya;')

Part ini di publish tanggal 11 Februari 2022
00:14 WIB.

Jangan lupa follow akun penulis dulu Mamake_Nyong

Jangan lupa tinggalkan vote sebelum membaca. Dan ramaikan cerita ini dengan komentar di setiap paragraf.

Happy reading 🤗

¯\_( ͡° ͜ʖ ͡°)_/¯

Anak kurang ajar!!!”

Plak!!!

Ruangan itu kini diisi oleh tamparan kuat juga amarah yang menyeru begitu keras. Beberapa kali Nadia harus mendapatkan ganjaran yang menyakitkan di sebuah ruangan mengerikan bagi anak-anak nakal. Ruang Bimbingan Konseling (BK) yang kini harus Nadia singgahi dengan awalan kemarahan yang diberikan gurunya. Lalu merambat dengan amarah kedua orang tuanya yang sebelumnya sudah dipanggil oleh pihak sekolah.

Sebagai orang tua, mereka sangat malu dengan aksi yang sangat menjijikkan yang telah anaknya perbuat. Video itu sudah tersebar luas, dan itu membuat nama orang tua Nadia harus tercoreng buruk karena kelakuan putrinya sendiri. Mau di taruh di mana muka mereka di hadapan rekan bisnisnya?

“Katakan sekarang, kamu melakukan itu sama siapa, Nadia?! Katakan sekarang juga!” seru Fitri dengan napas yang menggebu.

Nadia tidak menjawab. Ia hanya terisak sambil berlutut memohon maaf di kaki orang tuanya.

“Katakan sekarang, sialan!” Taufik yang geram, sontak langsung menyepak tubuh putrinya begitu saja.

“Pak, tenang dulu, jangan bermain kasar sama Nadia,” lerai Pak Raka, guru BK yang menangani kasus Nadia. Lantas ia membantu Nadia untuk kembali berdiri, dan membantunya untuk duduk terlebih dahulu.

Taufik mengusap wajahnya kasar. “Mau di taruh di mana muka Papa, Nadia?! Papa dan mamamu tidak mengajarkan kamu menjadi seorang pelacur!”

“Na-Nadia mi-minta maaf, Pa,” ujar Nadia disela-sela isaknya.

“Maaf tidak akan membuat nama baik Papa dan Mama kembali bersih, Nad. Kamu sudah melemparkan kotoran ke muka Papa dan Mama.” Fitri memalingkan wajahnya. Ia menyeka air matanya yang sedari tadi turun.

“Pak, Buk. Saya sebagai guru Nadia, hanya bisa menjadi penengah untuk kelian. Namun, mohon maaf sekali, saya tidak bisa mempertahan Nadia untuk tetap sekolah di SMA Exa School. Yang artinya, Nadia dikeluarkan,” ujar Pak Raka memberitahu, dan memberikan surat pemutusan sekolah itu.

Taufik menerima surat itu. Ia menamparkan surat itu ke wajah Nadia penuh emosi. “Lihat, lihat apa ini, Nadia?! Kamu di keluarkan dari sekolah, dan sekolah lain pun belum tentu menerima kamu! Masa depan kamu sudah hancur, Nadia, hancur!”

“Mulai hari ini kamu bukan lagi anak Papa dan Mama!” tambahnya. “Ayo, Ma, kita pergi dari sini. Jangan pedulikan anak tidak tahu diri itu,” ajak Taufik pada istrinya.

“Pa, Ma, tunggu! Nadia minta maaf!”

Nadia keluar dari ruangan itu untuk mengejar kedua orang tuanya. Sampai di luar ia tidak bisa meneruskan langkahnya. Tubuhnya ambruk ke bawah dengan air mata yang berlinang begitu deras. Nadia sudah menghancurkan hati banyak orang, terutama kedua orang tuanya. Nadia harus rela dikeluarkan dari sekolah, masa depannya hancur, juga nama baiknya yang harus tercoreng buruk. Nadia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Langkahnya kini sudah tidak memiliki arah.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang