Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
• • • • • • Berenang mengajarkan untuk terus berjalan ketika kita sudah berani mengambil keputusan. Seorang perenang yang memutuskan untuk melompat kedalam kolam renang mau tidak mau harus berenang, jika tidak berenang dia akan tenggelam.
_Abriel Daerlangga •••🦋••• • • • • •
1vote + komen kalian, semangatku!!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo, Riel!"
"Ayo!"
"Cepet Ariel, ayo!"
"Ayo Riel... ayo!"
Suara sorakan menggelegar dari seluruh penjuru stadion perlombaan. Perlombaan begitu sengit. Delapan peserta renang gaya bebas dengan nomor perlombaan 400 meter mengeluarkan semua kemampuannya. Tidak ada yang mau mengalah, jarak peserta di lintasan satu dengan yang lain saling berdekatan -- membalap satu sama lain -- merebutkan urutan pertama.
Suara sorakan dan tepukan tangan semakin riuh kala seorang cowok yang berada di lintasan empat berada di urutan pertama.
Perenang tercepat diletakkan di lintasan empat dalam kolam renang yang memilik delapan lintasan. Penempatan peserta dilakukan berdasarkan catatan waktu saat babak penyisihan.
"YESSS!" teriak cowok di lintasan empat, yang sudah berada di garis finish. Cowok dengan rahang tegas serta mata tajam itu menyugar rambut hitam pekatnya ke belakang, membuat penonton berteriak histeris. Seakan belum puas melihat jeritan penonton, cowok tanpa pakaian atas itu tersenyum -- memamerkan gigi putihnya, sembari melambaikan tangan ke seluruh penjuru stadion.
"Ayang gue...."
"Emang terbaik lo, Riel."
"Gila ganteng banget."
"Six pack anjir!"
"Daebak gue langsung jatuh cinta."
"Gila... dua tahun berturut-turut."
"Scarlett Overkill pasti bangga sama lo, Riel."
"Anjir! Scarlett Overkill," sahut teman di sampingnya.
-•🦋•-
Matahari mulai turun menukik. Waktu berjalan cepat, saat ini pukul 15.30. Jalanan ramai dengan kendaraan pelajar yang baru pulang dari sekolah. Dua cowok dengan seragam khas anak SMA tengah menikmati makanannya dan seorang cowok dengan kaos hitam dan celana jeans selutut tengah asyik berbicara di telepon. Mereka bertiga tengah berada di salah satu pedagang kaki lima depan stadion perlombaan renang.
