02. PLAYBOY ALAY

3.1K 198 0
                                    

Hallow-hallow

Happy reading teman-teman🤗💗💗






Nilai seorang laki-laki itu dilihat dari caranya menghargai wanita, bukan dari mukanya yang tampan.

_Atlas Sagar Alvieto

•••🦋•••





1vote + komen kalian, semangatku!!!

Jam istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu, larian siswa-siswi membuat koridor berisik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu, larian siswa-siswi membuat koridor berisik. Tiga langkah kaki dengan gaya angkuh berjalan memasuki kantin. Ariel menyugar rambutnya kemudian mengedipkan sebelah matanya genit -- menggoda beberapa cewek yang lewat. Disebelahnya, Afghan juga ikut menggombali cewek seperti Ariel, namun tidak mendapatkan perhatian dari cewek yang ia gombali sama sekali. Di samping kiri Ariel ada Atlas yang muak melihat sikap kedua temannya ini.

Excel yang melihat trio songong itu memutar bola matanya malas, gadis itu sibuk mengantre di stan Mpok Weni.

Ariel dan kedua temannya berjalan menuju meja kosong, kemudian mereka mendaratkan pantatnya ke atas bangku, tapi tidak dengan Atlas, cowok itu enggan untuk duduk -- menatap Ariel dan Afghan bergantian. "Makan apa?" tanyanya.

"Duduk aja, Las. Entar juga ada yang ngasih!" balas Ariel seraya mengetuk-ngetuk meja kantin dengan jari telunjuknya.

"Sejak kapan lo jadi cenayang, Riel? Tahu darimana lo kalau mau ada yang ngasih kita makanan gratis?" tanya Afghan kemudian memegang kedua bahu Ariel.

Ariel mengembuskan napas kasar, temannya satu ini tidak bisa santai kalau mendengar makanan gratis. Ariel menyingkirkan tangan Afghan dari bahunya. "Tunggu aja lima menit lagi!"

Atlas tidak menghiraukan celotehan Ariel juga Afghan, cowok dingin itu memilih mengantre di stan Mpok Weni -- stan andalan mereka.

"Woe Las, bantuin gue!" teriak Excel yang kesusahan membawa dua piring makanan.

Atlas berjalan menuju Excel -- mengambil dua piring berisi nasi goreng di tangan gadis itu.

"Sini!" Atlas mengambil alih dua piring berisi nasi goreng di tangan gadis dengan kardigan pink itu.

"Lain kali kalo butuh bantuan, bilang, jangan di kerjain sendiri!" lanjut Atlas.

"Siap, Pak KETOS," balas Excel spontan hormat.

"Gue anter ini dulu, entar kesini lagi."

"Nggak perlu. Gue bukan cewek lemah, inget itu, inget!"

"Hm...."

"Udah deh Las, sana! Gue mau ambil dua piring sama minum dulu. Satu lagi, ini punya lo, sama Afgan." Excel meninggalkan Atlas lalu menyerobot antrean di stan Mpok Weni.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang