Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liburan semester tengah berlangsung. Saat ini Ariel dan kelima temannya sedang berada di toko kue bundanya. Bukannya membuat kue, mereka justru bermain tepung dengan mengoleskan tepung ke wajah satu sama lain.
Hari ini toko kue Bunda Salwa kebetulan libur, membuat keenam remaja itu memanfaatkan toko milik Bunda.
Excel yang awalnya juga ikut menikmati permainan oles tepung bersama, tiba-tiba mendesis membuat yang lain menatap dirinya bingung. Gadis itu nyengir -- menunjukkan ponsel di tangannya yang tengah bergetar, kemudian dia menjauh untuk menerima panggilan itu.
Ariel mendekat tapi tidak mengganggu Excel yang tengah berbicara dengan orang di seberang sana.
"Siapa?" tanya Ariel ketika Excel sudah mematikan sambungan teleponnya.
"Bang Regal."
"Ha?"
"Anaknya Tante Sandrina, yang waktu itu gue ceritain."
"Oh... ada masalah penting?"
"Dia cuma mau pamer kalo udah ketemu sama pawangnya, jadi berhenti jadi playboy-"
"Woeee... lo berdua kalo masih mau pacaran mending pergi ke neraka sana. Kita-kita lagi bikin kue, lo berdua malah enak-enak pacaran," nyinyir Afghan yang sudah berhenti bermain oles tepung itu.
"Gaya lo, Af. Kayak orang paling bener," timpal Starla sembari mengaduk adonan kue.
"Gue 'kan emang selalu bener."
"Saking benernya sampe gue nggak pernah percaya sama omongan lo," celetuk Excel yang sudah ikut bergabung bersama yang lain.
Excel menambahkan bubuk coklat ke dalam adonan kue yang tadi sudah dia buat.
"Mi, gue jadi temen lo dua tahun, tapi masih aja nggak tahu kenapa lo nggak suka sama coklat. Cerita lah woeee!" kata Afghan tiba-tiba.
"Gue jadi temen lo dua tahun juga baru tahu lo bisa serius akhir-akhir ini. Pinter banget nyembunyiin jati diri ya, Af?" Excel tertawa menyedihkan sembari mengaduk adonan kue.
"Idih, lo juga nyembunyiin jati diri kali. Gue sama yang lain mana pernah tuh main ke rumah lo. Jangankan main, ketemu sama bonyok lo aja nggak pernah. Kita-kita cuma tahu nama bonyok lo doang, tapi nggak tahu orangnya," timpal Afghan.
"Kita temenan tapi nggak tahu kehidupan satu sama lain, 'kan? Apalagi Atlas, rumah dia aja gue nggak tahu," kekeh Excel.
"Barter cerita?" tawar Afghan.
"Lo kira apaan pake di barter?!" sinis Starla.
"Gue ngajak Mami, bukan ngajak lo ya, Star!"
Excel mengangguk, gadis itu rasa teman-temannya ini juga perlu tahu sedikit tentang hidupnya. "Gue sebenarnya dulu suka banget sama coklat. Terus-"
