Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
• • • • • Bukan egois, tapi kita perlu mencintai diri sendiri. Perhatian pada diri sendiri, dan membuat kebahagiaan menjadi prioritas. Ciptakan itu, dan kamu akan bahagia.
_Excelita Valerynsha
•••🦋••• • • • • •
1vote + komen kalian, semangatku!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Excel bersama Afghan tengah duduk di depan kelas mereka -- XI IPA 2 . Dua puluh menit sudah mereka melontarkan gombalan kepada siswa-siswi yang melewati ruang kelas XI IPA 2.
"Cewek, mau nggak jadi pacar Abang Af?" tawar Afghan pada seorang gadis dengan polesan make up yang sedikit menor.
"Gak minat," balas gadis itu masih terus berjalan, enggan melihat kearah Afghan.
Lagi-lagi Excel tertawa karena penolakan yang keluar dari mulut cewek-cewek yang tidak termakan gombalan Afghan. "Lo kayaknya perlu berguru sama gue beneran deh, Af. Hahaha."
Afghan memicingkan matanya, ingin rasanya dia menjual perempuan sombong di sampingnya ini.
Afghan mengedarkan pandangannya lalu melambaikan tangan kanannya, ketika melihat dua cowok dengan tas tersampir di bahu kanannya. Juga jaket bomber yang masih melekat menutupi seragam SMA-nya, dan cowok di sempingnya dengan almameter OSIS terpasang apik di tubuh atletisnya.
Excel tersenyum merekah kala pandangannya jatuh pada dua cowok yang tengah berjalan ke arahnya. "Lihat cara gue gombal, Af. Kalo habis ini lo masih nggak bisa gombalin cewek, gue tendang juga lo ke penangkaran buaya biar di didik disana sekalian," titah Excel.
Iya, sejak dua puluh menit yang lalu Excel mengajari Afghan gombal tapi nihil, tidak ada satu cewek pun yang terperangkap dalam gombalan Afghan.
"Makin ganteng aja sih, Las. Kan gue -,"
"Udahan dulu mainnya, ya, Cel. Bentar lagi upacara dimulai. Lo udah sarapan, 'kan? Kalo belum gue beliin roti. Entar bisa lo makan di lapangan sambil nunggu upacara dimulai, mau?!" potong Atlas panjang lebar.