Hallow. I'm comeback 😎
Pakabar oyyy?
Okey, selamat membaca💖💖
•
•
•
•
•
-•🦋•-Sudah satu minggu sejak Excel mengatakan putus, Ariel hanya diam di rumah tidak melakukan kegiatan apapun, kecuali mencari gadis itu di tempat-tempat yang sering dia kunjungi, tapi satu minggu itu nihil.
Bahkan, Ariel juga tidak masuk sekolah selama satu minggu. Entahlah cowok itu merasa hampa dengan kepergian gadisnya, bagaimana tidak, sedari kecil mereka tumbuh bersama, suka duka mereka lalui bersama hingga saat ini. Dan tanpa meninggalkan sepatah katapun gadis itu pergi meninggalkan dirinya.
"Val... Gue kangen lo," gumam Ariel yang saat ini tengah duduk di lantai kamar tanpa alas. Kalimat itu tidak henti-hentinya keluar dari mulut cowok itu.
"Apa jangan-jangan lo nyusul Om Indra? Tapi kata ayah lo nggak disana."
"Kemana lagi gue harus cari lo, Val."
"Besok lo ulang tahun, gue harap besok lo dateng, ya."
"Val, gue beneran hancur tanpa lo. Sakit."
"Apa gue lapor polisi aja, ya? Tapi lo kan pergi kemauan sendiri, polisi mana mau nangani kasus kayak gini."
"ABANG MAKANNNN!"
Ariel mendesis ketika mendengar pekikan dari Lilac, adik perempuannya itu selama seminggu terakhir selalu membuat dirinya naik darah. Dulu gadis itu yang selalu menyuruh Ariel dan Excel untuk cepat-cepat pacaran, tapi saat hubungan mereka putus gadis itu juga yang menertawai Ariel paling keras. Sampai membuat Bunda Salwa pusing karena keributan yang di ciptakan dua anaknya itu.
"ABANGGG TURUN ATAU GUE JEBOL PINTU KAMAR LO! BANG TURUN BANG!"
Ariel masih diam tidak berniat beranjak sama sekali.
"BANG, KAK EXCEL DATENG BANG."
Mendengar nama itu membuat Ariel langsung beranjak dan berlari turun ke bawah. Saat sampai di meja makan matanya bergerilya mencoba mencari sosok yang sangat dia rindukan, tapi sosok itu tidak ada.
Lilac yang melihat ekspresi Ariel tertawa lantang. Ariel yang mendengar tawa Lilac spontan melotot tajam kemudian melempar sandal yang dia gunakan membuat gadis itu memekik. Bunda yang masih berada di dapur langsung menuju meja makan ketika mendengar keributan yang di ciptakan dua anaknya itu.
"Kalian berdua nggak capek, berantem mulu?!" tanya Bunda jengah.
"Abang tuh, Bund."
"Dia nipu Abang lagi Bunda... pukul itu bochil Bunda...," rengek Ariel.
Lilac menatap Ariel dengan tatapan songongnya. "Bochil teriak bochil, malu!"
"Lilac!" Bunda melotot tajam membuat Lilac nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abriel dan Excel | SELESAI
Teen FictionPart masih lengkap "Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama." Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya. Abriel...