42. LOMBA CERDAS CERMAT

529 56 9
                                    

Hallow. Hay... hayyy.

Gimana kabar kalian, Vren?

Komen sini dulu oyyy👉

Okey, selamat membaca 💖💖






1 vote + komen kalian semangatku!!!

•••••1 vote + komen kalian semangatku!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini 29 Juli 2022. Tepatnya di sebuah gedung perlombaan yang terletak di Jakarta Selatan saat ini dipenuhi oleh para peserta Lomba Cerdas Cermat, juga para guru pendamping, dan panitia-panitia yang mengurus perlombaan, serta beberapa siswa yang ikut demi mendukung teman mereka yang tengah berjuang di perlombaan ini.

Setelah melakukan seleksi tertulis, lanjut ke tahap penyisihan yang diambil 16 tim terbaik. Dan maju ke semi final tinggal 8 tim terbaik. Sekarang tinggal menunggu babak final yang hanya tersisa 4 tim paling baik, yang akan dilaksanakan 15 menit lagi.

Iya, hari ini adalah hari yang paling dinanti. Hari yang cerah dengan matahari yang tengah senang-senangnya memanggang Kota Jakarta. Tapi, tidak dengan seorang cowok dengan almamater kebanggaan SMA Pelita Bangsa yang tengah duduk di salah satu bangku taman gedung perlombaan bersama dua rekannya.

Ariel masih memandang ponselnya -- menunggu kabar dari Excel. Entah bagaimana gadis itu tidak mengirim pesan padanya sama sekali. Sekadar memberi semangat juga tidak.

Afghan yang berada di samping cowok itu uring-uringan sendiri, cowok dengan dua lesung di pipinya itu merampas ponsel di tangan Ariel.

"Kalo lo kayak gini, gue yakin di final nanti tim lo bakal kalah, Riel."

"Sok tahu."

"Gue lihat dari tadi lo nggak ada gairah hidup. Kenapa, Excel lagi? Dia bakal kesini, nggak usah khawatir kayak gitu."

"Buktinya?"

"Ck, Elgar tadi chat gue katanya udah otw, tapi jalanan macet."

"Sama Elgar?"

"Udah baik Elgar mau nganterin Excel kesini."

"Kenapa lo tadi nggak ajak dia barengan?"

"Bacot anjir! Lihat tuh semua peserta pada megang buku, nggak kayak lo ngelamun mulu."

"Gue nggak pegang buku aja udah pasti menang."

"Kalo lo kalah gue ketawa paling kenceng."

"Kalo ada Val, gue udah pasti bisa menang. Kalo nggak ada Val-"

"Lo juga harus menang. Enak aja lo mau kalah. Lo kalah sama aja malu-maluin gue."

"Nih lihat Abang Atlas dari tadi cuma diem, gue yakin rumus-rumus berterbangan di otaknya."

"Kalian udah siap?" celetuk Bu Prima tiba-tiba yang hanya di angguki Ariel dan Atlas.

Bu Prima yang baru datang itu memberikan satu bungkus roti dan air mineral pada Ariel dan Atlas. Afghan menatap Bu Prima dongkol.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang