Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini 29 Juli 2022. Tepatnya di sebuah gedung perlombaan yang terletak di Jakarta Selatan saat ini dipenuhi oleh para peserta Lomba Cerdas Cermat, juga para guru pendamping, dan panitia-panitia yang mengurus perlombaan, serta beberapa siswa yang ikut demi mendukung teman mereka yang tengah berjuang di perlombaan ini.
Setelah melakukan seleksi tertulis, lanjut ke tahap penyisihan yang diambil 16 tim terbaik. Dan maju ke semi final tinggal 8 tim terbaik. Sekarang tinggal menunggu babak final yang hanya tersisa 4 tim paling baik, yang akan dilaksanakan 15 menit lagi.
Iya, hari ini adalah hari yang paling dinanti. Hari yang cerah dengan matahari yang tengah senang-senangnya memanggang Kota Jakarta. Tapi, tidak dengan seorang cowok dengan almamater kebanggaan SMA Pelita Bangsa yang tengah duduk di salah satu bangku taman gedung perlombaan bersama dua rekannya.
Ariel masih memandang ponselnya -- menunggu kabar dari Excel. Entah bagaimana gadis itu tidak mengirim pesan padanya sama sekali. Sekadar memberi semangat juga tidak.
Afghan yang berada di samping cowok itu uring-uringan sendiri, cowok dengan dua lesung di pipinya itu merampas ponsel di tangan Ariel.
"Kalo lo kayak gini, gue yakin di final nanti tim lo bakal kalah, Riel."
"Sok tahu."
"Gue lihat dari tadi lo nggak ada gairah hidup. Kenapa, Excel lagi? Dia bakal kesini, nggak usah khawatir kayak gitu."