24. BAHAGIA YANG SEDERHANA

953 71 0
                                    

Hallow pakabar kalian?

Follow Instagram wp_ayaaa

Happy reading teman-teman 💗💗






Apa yang istimewa tentang dia?
Tidak ada, hanya saja tidak ada yang istimewa jika tanpa dia. Dan akan sangat istimewa jika bersama dia.

_Excelita Valerynsha
•••🦋•••

"Jadi, apa yang dapat kalian simpulkan dari materi yang kalian angkat ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, apa yang dapat kalian simpulkan dari materi yang kalian angkat ini?"

"Harus banget pakai kesimpulan, Bu?" tanya Afghan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Excel membenarkan kardigan pinknya yang sedikit berantakan. "Kan di makalah yang saya berikan ke Ibu udah tertera kesimpulannya, masa Ibu nggak lihat? Parah banget."

"Ibu tahu dan Ibu lihat, tapi Ibu mau kalian menyampaikan secara langsung pada teman-teman kalian!"

Excel mendengus mengkal, gadis itu melirik Afghan yang justru malah asyik mengupil membuat Excel spontan menginjak sepatu cowok itu. Afghan memekik kesakitan.

"Pikir kesimpulan bukan malah ngupil!" perintah Excel. Dia melirik cowok di samping kirinya yang tengah menatap langit-langit kelas.

"El, jawab dong. Gue mana bisa nyimpulin kayak gini.";Elgar spontan menatap mata hitam legam milik Excel.

"Eh... lo ngomong apa barusan, Cel? Maaf gue nggak denger."

"Ck." Excel mengembuskan napas gusar -- netranya bergerilya kemudian berhenti di bangku milik cowok yang saat ini tengah menjulurkan tangannya membentuk finger heart sembari mengedipkan sebelah matanya genit -- membuat Excel mual sendiri.

Excel menarik napas lalu membuangnya. "Politik etis ini meliputi bidang pendidikan, pertanian, dan emigrasi."

"Dalam makalah yang kami buat, kami bertiga mengambil materi bidang pendidikan. Di mana pendidikan membuka banyak pengetahuan baru bagi kaum muda terpelajar. Mereka adalah golongan baru yang membuat ide-ide pada kesadaran kebangsaan."

"Bidang pendidikan pula yang mendorong perubahan sosial masyarakat saat itu, melalui pendidikan tidak saja menciptakan tenaga-tenaga profesional, akan tetapi juga mendorong gerakan kebangsaan," ucap Elgar menjelaskan.

Excel dan Afghan melotot mendengar penjelasan Elgar. Bu Endang membuka makalah milik mereka bertiga. Baru saja Bu Endang mau angkat bicara tapi bel istirahat sudah berbunyi membuat ruang kelas XI IPA 2 riuh.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang