Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat pagi, sayang."
"Ih... apaan sih."
"Kenapa masih salting aja sih, kamu?" Ariel tekikik geli ketika melihat semburat merah di wajah gadisnya.
"Kelakuan lo aja kayak gitu, gimana gue nggak salting."
"Perasaan akunya biasa aja deh, kamunya aja yang baperan," ujar Ariel jenaka.
Excel melotot membuat Ariel tergelak. Cowok dengan seragam sekolah yang kancingnya terbuka semua itu turun dari atas motor ninja hitamnya kemudian memasangkan helm bogo berwarna pink polos.
"Cantik banget." Ariel menoel dagu Excel, membuat gadis itu langsung mencubit lengan Ariel.
"Diem!"
"Nggak bisa diem aku kalo lihat kamu," jawab Ariel sembari terkikik geli.
"Mau gue tendang-"
"Nggak mau." Ariel menggelengkan kepalanya lucu.
Seperti biasa Ariel berada di depan gerbang rumah Excel -- mengajak berangkat sekolah bersama. Sepuluh menit dia menunggu di atas jok motor ninjanya dan berusaha untuk tidak mengingat kejadian kemarin.
Pagi ini terasa sedikit dingin. Daun-daun di sekitar jalan rumah mereka terlihat lebih segar karena terguyur hujan semalam. Udara yang menyenangkan.
"Nggak usah manja gitu suaranya."
"Aku sayang kamu, Val."
"153 kali, lo udah ngomong gitu dari kemarin."
"Gabut banget sampe dihitungin."
"Lo yang gabut banget bilang gitu mulu."
"Hehe. Val-"
"Apalagi sih?"
"Ayo berangkat."
"Oh, ayo."
Ariel berjalan mendekat menuju motornya kemudian mendaratkan pantatnya di atas jok motor yang disusul Excel setelahnya.
