29. RUMAH

751 65 0
                                    

Hallow-hallow

Happy reading teman-teman🤗💖💖






1vote + komen kalian semangatku!!!

Excel, gadis itu benar-benar baru menyadari betapa sangat ikut andil Ariel dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Excel, gadis itu benar-benar baru menyadari betapa sangat ikut andil Ariel dalam hidupnya. Selama ini, gadis itu tidak sadar betapa beruntungnya ia karena jalan hidupnya di pertemukan dengan Ariel sedari kecil, hingga menjadi sahabat dan kekasih sampai detik ini.

Sepeda pink milik gadis itu sudah terparkir di pekarangan rumah Ariel. Cowok itu turun membuat Excel ikut turun.


"Udah siap belajar, bos kecil?"

"Riel, gue nggak kecil, ya!" cerca Excel yang mulai muak karena di panggil kecil.

"Masih tinggian gue, jadi tetep aja pendek."

"Cewek 160 centi meter tuh udah tinggi, dodol!"

"Bagi gue lo tetep pendek, kecil. Bos kecil, bos kesayangan gue. Udah ,ah, gitu aja dibikin ribet. Yuk masuk!" Ariel menyodorkan tangan kanannya membuat Excel mengernyitkan dahinya bingung.

"Apa lagi sih?"

Cowok itu mengedipkan sebelah matanya genit. "Gandeng dong."

"Nggak usah aneh-aneh, entar di lihat Bunda, malu!"

"Ngapain malu, orang Bunda udah tahu kalo gue pacaran sama lo."

Gadis itu melotot membuat Ariel menyentil dahinya. "Jelek, ayo!"

"Lo... bilang ke Bunda?"

"Iya lah. Katanya Bunda udah nggak sabar mau punya 100 cucu dari kita."

"Riel... lo beneran mau buat 100 debay?" tanya gadis itu menelisik.

"Nanti kalo udah nikah, kalo sekarang nggak dulu," kekeh cowok itu.

"Ya... maksud gue itu."

"Kenapa nggak?" Ariel tersenyum miring kemudian menautkan jarinya dengan jari gadis itu.

"Lo puas gue yang mati muda kalo gitu caranya!"

"Sebelas deh."

"Apanya yang sebelas?" Ariel menyelipkan anak rambut Excel yang menutupi wajah cantiknya.

"Buat debay sebelas, mau? Udah sedikit itu. Berkurang 89."

"Nggak, dua cukup!"

"Dikit banget. Sebelas aja, entar biar bisa jadi tim sepak bola."

"Gue sekarat, Riel, kalo lo gitu."

"Terserah lo deh, yang, gue mah ikut aja."

"Ngomong yang jelas, jangan setengah-setengah!" titah Excel.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang