09. TIGA HARI BERBEDA

1.1K 92 0
                                    

Hallow, Vrenn. I'm comeback

Happy reading🤗💗💗






Aku mau kamu
Tapi semesta menyuruhku mundur

_Abriel Daerlangga

•••🦋•••





1Vote + komen kalian, semangatku!!!

•••🦋••••••••1Vote + komen kalian, semangatku!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Excel berjalan memasuki area sekolah. Banyak pasang mata yang menatapnya takjub. Satu tangannya menyelipkan sejumput rambut panjangnya ke belakang daun telinga, lalu membenarkan kardigan warna pink yang selalu membaluti seragam sekolahnya.

Ketika baru saja melewati pos satpam, dia mengedarkan pandangannya dan fokusnya jatuh pada satu titik, yaitu cowok yang masih duduk di atas motor klx warna kuning di parkiran SMA Pelita Bangsa.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya, senyum manis tercetak jelas di bibir mungilnya. Menyapa beberapa cowok sesekali menggombalinya. Beberapa siswi membicarakan dirinya namun Excel tidak menghiraukannya.

"Hai, El," sapa gadis itu pada Elgar.

Elgar turun dari motornya kemudian merangkul bahu Excel. "Udah sarapan, Cel?"

"Jawab dulu sapaan gue, entar baru gue jawab udah sarapan apa belum," timpal Excel jenaka.

"Selamat pagi, Excel. Udah sarapan?"

Gadis itu menempelkan jari telunjuk ke dagunya seolah-olah tengah berpikir. "Em... belum, hehe."

"Kenapa belum sarapan? Ayo ke kantin gue temenin lo sarapan!"

"Ehh nggak usah."

"Cel, sarapan, ya?!"

Excel menganggukkan kepalanya pasrah. "El? gue boleh tanya?" ucap Excel yang hanya dibalas senyuman oleh Elgar.

"Lo tiga tahun kemana? kenapa lo ninggalin gue? kenapa lo nggak pernah kasih kabar ke gue? dan kenapa saat gue udah bisa move on lo malah balik?"

Elgar terdiam, lidahnya kelu seketika. "Maaf, Cel."

"Eh nggak-nggak gue kelepasan harusnya gue nggak usah tanya hal yang lalu, ya, haha maaf-maaf. udah ayok ke kelas habis itu ke kantin. gue mau sarapan yang banyak mumpung lo traktir," ucap Excel sedikit menyesali pertanyaannya.

Excel menarik tangan Elgar, saat ini mereka berdua bergandengan tangan, menyusuri koridor, berbincang-bincang, sesekali menyapa siswa yang ada di koridor.

"Gimana, manis nggak?"

"Manis," jawab gadis itu kemudian tersenyum tipis.

"Kayak lo, manis. Saking manisnya bidadari sampai iri lihat wajah lo," cicit Ariel lalu merapikan anak rambut adik kelasnya itu.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang