Part masih lengkap
"Berdiri di sampingku, dan kita ciptakan bahagia bersama."
Ini adalah kisah Abriel dan Excel, dua sahabat yang terikat tantangan gila untuk menutupi luka yang teramat gila. Tantangan yang sudah berjalan tiga tahun lamanya.
Abriel...
• • • • • Dalam hidup, aku sangat mencintaimu. Dalam kematian, aku juga masih mencintaimu. Dalam hatiku, kamu selalu memiliki tempat istimewa, Mama. Tidak ada orang lain yang akan mampu menggantikanmu, sampai kapanpun.
_Elgar Adhiyaksa -•🦋•- • • • • •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Motor ninja hitam milik Ariel dan teman-temannya berhenti di pekarangan rumah Elgar. Rumah minimalis modern itu ramai dengan orang-orang berlalu-lalang. Excel mengembuskan napas berat ketika melihat bendera kuning sudah terpasang di depan rumah cowok itu.
Excel, gadis itu berlari meninggalkan Ariel dan teman-temannya yang masih diam di atas motor. Cairan bening gadis itu meleleh begitu saja, tubuhnya seketika lemas saat melihat ruang tamu Elgar dipenuhi oleh orang-orang yang tengah melantunkan doa. Elgar tengah berada di samping tubuh mamanya yang sudah tertutup kain dengan cairan bening meleleh dari mata coklatnya. Di samping cowok itu ada seorang wanita paruh baya yang Excel tahu itu adalah asisten di rumah Elgar.
Excel mendekat, tidak bicara. Lidahnya seketika kelu hanya untuk mengeluarkan kalimat penenang untuk Elgar. Excel menepuk pundak cowok itu -- menguatkan.
"Mama..., Cel. Mama ninggalin gue," isak Elgar.
"Ikhlas, ya!"
"Gue nggak punya siapa-siapa lagi, Cel. Gue cuma punya Mama. Dan sekarang Mama ninggalin gue. Se-nggak boleh itu kah gue bahagia? Ayah ninggalin gue, Mama juga ikut ninggalin gue. Terus lo juga ninggalin gue. Sekarang buat apa gue hidup, Cel, buat Apa?"
"El, ikhlas, ya!"
"Harusnya gue nggak ninggalin Mama sendirian di rumah."
"Mama bunuh diri, Cel. Gue anak nggak tahu diri, gue anak nggak berguna."
"Den Elgar yang ikhlas,ya!" tutur asisten rumah tangga itu.
"Bi...."
"Bibi minta maaf."
"Ma..., El nggak bisa hidup tanpa Mama. Kalo Mama dunia El aja udah ninggalin El, terus buat apa El hidup, Ma?"
"Ma..., El juga pengen bahagia. Mama ayo balik... jangan tinggalin, El. El belum siap ditinggal Mama, El belum siap Ma."
