30. PENGKHIANAT?

707 51 1
                                    

Hallow i'm comeback

Selamat membaca semoga suka, aamiin.






Terkadang ekspetasi yang tinggi itu, hanya akan menyakiti diri sendiri

_Excelita Valerynsha
-•🦋•-





1vote + komen kalian semangatku!!!

Cowok dengan sepeda berwarna biru tengah menunggu seseorang di depan gerbang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok dengan sepeda berwarna biru tengah menunggu seseorang di depan gerbang rumahnya. Sudah sepuluh menit, tapi belum ada tanda-tanda gadis itu akan keluar membuatnya mendesis.

"Bakal telat kalo kayak gini. Ck, ngapain aja sih lo, Val," monolog Ariel.

Ariel menundukkan pandangan ketika mobil yang biasa Pak Rudi gunakan untuk mengantar Cecil keluar dari gerbang rumahnya. Dia menggelengkan kepala ketika melihat mobil milik Sandra menyusul mobil yang dikendarai Pak Rudi.

"Aman...," ujar Ariel kemudian hendak turun dari jok sepedanya, tapi baru saja cowok itu ingin turun gadis dengan kardigan pink sudah muncul di hadapannya.

"Mau kemana lo?" tanya Excel membuat Ariel terjengit kaget.

"Astaghfirullah ngagetin aja sih, yang."

"Ngapain bawa sepedanya Lilac?" tanyanya ketika melihat sepeda biru milik Lilac yang di naiki Ariel.

"Ke sekolah naik ini," jawab Ariel sembari terkikik geli.

Excel melotot tidak percaya dengan jalan pikiran cowok di hadapannya ini. "Gila lo? Bakal telat Riel, kalo gitu caranya."

"Gue lupa belum beliin lo helm, Val. Nggak apa-apa lah sekali-kali naik sepeda ke sekolah, gue yang bonceng, tenang," cicit Ariel.

"Helm, helm, helm, capek gue dengernya. Kalo emang nggak ngebolehin gue naik motor lo, yaudah tinggal bilang. Gue juga nggak bakalan maksa!"

Ariel mengusap wajahnya gusar. "Val, nggak gitu. Maksud-"

Excel mendesis mengkal. "Mending naik angkot Riel kalo gini caranya," potongnya.

"Val, naik sepeda ini dulu, ya... ya, janji hari aja kok," rayu Ariel dengan suara manjanya.

"Nggak usah manja. Gedeg gue denger suara yang kayak gitu," jawab Excel ketus.

"Waktu itu aja bilang suka kalo gue manja. Sekarang baru mau manja udah dimarahin," cicit Ariel.

"Gue mau ke sekolah, kalo lo masih mau di sini terserah."

"Lo malu?" tanya cowok itu bingung.

"Bukan masalah malunya, tapi kapan nyampe nya kalo ke sekolah naik sepeda. Lo pikir rumah ke sekolah itu deket apa?"

"Gue kuat kok, kuat gue."

"Lo yang naik sepeda, gue mau naik angkot aja," pungkas Excel kemudian berlalu meninggalkan Ariel yang masih duduk di jok sepeda biru Lilac.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang