14. PERASAAN ANEH

1K 88 1
                                    

Hallow selamat datang💗🐊

Happy reading teman-teman🤗💗💗





Jika kamu butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahmu, lihatlah kebelakang. Disana ada aku, yang akan selalu siap, kapanpun dan dimanapun untuk menjadi pendengar terbaik dari setiap masalahmu.

_Abriel Daerlangga

••🦋•••





1Vote + komen kalian, semangatku!!!

"Lo nggak berharap Tante Sandra berhenti beda-bedain lo sama Cecil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nggak berharap Tante Sandra berhenti beda-bedain lo sama Cecil?"

"Kalo itu susah. Tapi gue cuma berharap jadi pinter tanpa belajar, karena Mama cuma butuh nilai gue bagus bukan raga gue. Tapi bisa nggak sih, Riel?"

"Apa, hm?" tanya Ariel sembari mengelus lembut rambut panjang Excel.

"Pinter tanpa belajar. Gue pengen banget pinter, gue juga pengen jadi sempurna biar Mama nggak bandingin gue sama Cecil terus."

"Heii... ngapain mau jadi sempurna? Lo itu diciptakan dengan keistimewaan yang lo punya."

"Sampai kapanpun lo nggak bakal bisa jadi sempurna, Val. Sejatinya nggak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, jangan pernah bandingin kekurangan lo sama kelebihan orang lain. Nggak akan pernah sama."

"Tapi lo juga jangan berhenti berusaha. Berusaha buat jadi yang terbaik versi diri lo sendiri, bukan berusaha jadi sempurna versi orang lain."

"Kalo lo udah berusaha semaksimal yang lo bisa, jangan pernah lupa buat berdoa. Libatkan Tuhan dalam semua masalah di hidup lo, paham?"

Excel hanya mengangguk. Air mata yang gadis itu tahan mati-matian kini berderai membasahi pipinya, berdesakan ingin keluar.

Melihat sisi rapuh Excel, Ariel merasa gagal menjadi sahabatnya. Cowok itu menarik tubuh Excel kedalam dekapannya.

Benar, jangan pernah menganggap orang yang terlihat bahagia di luar itu benar-benar bahagia. Bisa saja topeng yang dia gunakan sangatlah tebal hingga mampu menutupi luka yang teramat dalam.

"Nangis aja, Val. Dengan lo nangis nggak ngebuat lo lemah."

"Makasih, Riel. Makasih karena selalu ada buat gue."

"Lo manusia, kalo emang nggak kuat, ya nggak kuat. Nggak usah dipaksain. Dengan pura-pura kuat nggak ngebuat lo hebat!"

"Jadi, gue harus bunuh diri? Gue udah nggak kuat."

Ariel mendesis mengkal mendengar penuturan Excel. "Val, bisa nggak sih lo pura-pura dengerin gue aja gitu?"

"Gimana sih, Riel?" tanya Excel menahan tawa di dekapan Ariel.

Abriel dan Excel | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang