Bab 1

8.2K 226 4
                                    

Sudah satu jam, seorang gadis yang tengah duduk di sisi ranjang dengan Al Qur'an di tangan kanan nya. Ia membaca lalu menghafalnya. Ini adalah rutinitasnya sehabis shalat. Gadis itu menyelesaikan aktifitasnya. Cacing di perut sudah mulai demo,karena sekarang adalah waktunya makan siang.

Tok... Tok... Tok...
Seorang wanita paruh baya mengetuk pintu kamar gadis sulungnya.

"Asha,keluar sayang,kita makan siang" ucapnya di balik pintu

"Iya bunda,sebentar"

"Cepat nak,ayahmu sudah menunggu"
"Iya bund"

Gadis itu pun langsung memakai hijab instannya, lalu keluar kamar dan menuruni anak tangga untuk menuju meja makan, di sana ayah,bunda dan adiknya tengah menunggu Ayasha untuk makan siang.
"Lama sekali,ngapain aja sih kamu di kamar?" cerocos seorang paruh baya.

"A-anu yah, tadi asha ha-" belum sempat Aysha menjelaskan, Syarif sudah memotong penjelasan Ayasha.

"Habis apa? Habis main sosmed, habis main handphone kan?" tanyanya dengan nada tidak berbestian

"Ayah, kak Asha belum selesai jawab pertanyaan ayah loh" ujar adik kembarnya.

"Udah yah, sudah lapar kan? Ayo makan jangan marah-marah terus"
ucap Amira sambil mengelus punggung suaminya, agar emosi nya sedikit meredam.


Syarif membuang nafasnya kasar, lalu memulai makan dengan wajah yang datar dan dingin. Ayasha hanya diam,
hatinya menahan tangis.

"Kak Asha, ayo di makan, jangan di liatin aja" ucap Ayara sambil memegang pergelangan tangan Ayasha.

" Iya ra"

Mereka pun akhir nya makan dengan khidmat, hanya ada suara dentingan sendok. Ketika semua nya selesai makan,kecuali Ayasha. Syarif kembali membuka mulut.

"Asha,liburan ini,liburan kenaikan semester kan? Tanya nya

"Iya ayah, kenapa?"

"Adik mu ingin pesantren juga seperti kamu, tapi dia gak mau pesantren di tempat mu"

"Oh, jadi Asha sama Ara beda pesantren gitu? Yaudah, terus apa hubungan nya sama Asha?"

"Kamu satu pesantren sama Ara"

Ayasha menautkan kedua alisnya "Lah? Katanya gamau satu pesantren sama aku, gimana sih?"
 
"Jadi, kamu pindah ke pesantren yang akan Ara tempatkan" jelas Syarif

"Loh? Ayah, aku udah kelas 12 semester genap,ribet buat ngurus  perpindahan, aku gamau, aku males buat adaptasi lagi, aku disana udah hampir 6 tahun,mau mengabdi juga, udah nyaman disana" balas Ayasha

"

Ayah cuma minta kamu untuk pindah aja, gak ada yang lain, nurut dong sama ayah" tegas Syarif agar Ayasha segan dengan nya

"Ayah, kapan sih Asha gak nurut sama ayah? Seharusnya ayah ngertiin Asha dong, Asha udah nurut sama ayah. Sewaktu Asha ingin masuk SMP, ayah melarang Asha untuk masuk sekolah formal, terus sekarang ayah menyuruh Asha pindah pesantren karna Ara ingin pesantren, beda pesantren juga ga masalah kan yah?" Jawab Ayasha panjang agar sang ayah mengerti.

"Nggak, kamu harus tetap pindah pesantren, agar disana adikmu tidak sendirian" ucapnya lagi dengan nada yang mulai meninggi.

"Ayah, Ara udah gede, ga perlu buat di temani" ujar Ayasha kekeuh

I'm Here, AyashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang